Lifestyle
Senin, 20 Mei 2024 - 16:29 WIB

1 dari 3 Orang di Indonesia Menderita Hipertensi, Anak Muda Juga Bisa Kena

Galih Aprilia Wibowo  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tropicana Slim menggelar talkshow dalam rangka Hari Hipertensi Sedunia di Nutrihub Solo, Jumat (17/5/2024). (Istimewa/Tropicana Slim)

Solopos.com, SOLO–Satu di antara tiga orang Indonesia diketahui menderita hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah. Ironisnya, masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya hipertensi karena hanya sekitar satu dari delapan orang dewasa di Indonesia yang rutin mengukur tekanan darah.

Padahal, jika cepat terdeteksi dan ditangani, penderita hipertensi dapat mengurangi risiko berbagai komplikasi, seperti penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, dan kerusakan organ lainnya. Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, Eka Harmeiwaty, Senin (20/5/2024).

Advertisement

Sebagai penyakit yang seringkali timbul tanpa adanya gejala dan dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan organ lainnya, hipertensi umum dikenal sebagai silent killer atau pembunuh senyap.

Hipertensi meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan penyakit lainnya yang membutuhkan pembiayaan kesehatan yang sangat besar. Saat ini, hipertensi tidak lagi penyakit yang hanya diderita oleh orang tua, namun juga dapat menyerang kalangan usia yang lebih muda.

Advertisement

Hipertensi meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan penyakit lainnya yang membutuhkan pembiayaan kesehatan yang sangat besar. Saat ini, hipertensi tidak lagi penyakit yang hanya diderita oleh orang tua, namun juga dapat menyerang kalangan usia yang lebih muda.

Di Indonesia, 20% orang berusia 25-34 tahun dan lebih dari 30% orang berusia 35-44 tahun mengalami hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah.

Menurut Eka Harmeiwaty, ada dua faktor penyebab hipertensi, yaitu faktor bawaan dan faktor gaya hidup. Untuk faktor bawaan, seperti usia dan keturunan, tentunya sulit untuk dikendalikan. Namun, faktor gaya hidup adalah faktor yang masih bisa dikelola untuk menurunkan risiko terkena hipertensi.

Advertisement

Terkait pola makan tinggi garam, sambung dia, asupan garam rata-rata masyarakat dunia diperkirakan 10,8 gram per hari. Angka itu dua kali lipat lebih banyak dari rekomendasi WHO, yaitu maksimal 5 gram garam per hari atau setara satu sendok teh per hari.

Rutin Cek Tekanan Darah

Konsumsi garam berlebih ini dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko hipertensi. Oleh karena itu, dia menyarankan untuk memperhatikan label makanan dan memasak sendiri di rumah sebagai salah satu alternatif untuk mendukung pola makan yang lebih sehat.

Eka mengimbau bagi masyarakat yang berusia di bawah 40 tahun disarankan melakukan cek tekanan darah setiap 3-5 tahun sekali. Sedangkan mereka yang berusia di bawah 40 tahun namun memiliki faktor risiko, misalnya obesitas, dianjurkan untuk mengecek setiap tahun.

Advertisement

“Setelah berusia di atas 40 tahun, pengecekan tekanan darah lebih rutin sangat disarankan, apalagi jika memiliki masalah kesehatan kronis,” urainya.

Sementara itu, dalam rangka memperingati Hari Hipertensi Sedunia yang jatuh Jumat (17/5/2024), Tropicana Slim mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam mencegah, melakukan deteksi dini, dan mengendalikan hipertensi, melalui kampanye Beat Hypertension 2024.

Dalam pelaksanaan program ini, Tropicana Slim turut menggandeng InaSH (Indonesia Society of Hypertension), OMRON, Shopee. Program ini juga dilaksanakan di Kota Solo yang berkolaborasi dengan RS Indriati.

Advertisement

Brand Manager Tropicana Slim, Noviana Halim, menguraikan tingkat kesadaran masyarakat Indonesia untuk mengontrol jumlah asupan garam harian dan melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin masih rendah.

Oleh sebab itu, edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat melakukan pencegahan hipertensi sedini mungkin perlu terus digalakkan.

“Sebagai brand yang telah menemani dan menginspirasi keluarga Indonesia selama 50 tahun melalui serangkaian produk sehat dan bercita rasa tinggi, kegiatan Beat Hypertension merupakan wujud komitmen kami dalam mengampanyekan gaya hidup sehat lawan hipertensi, bersama berbagai mitra strategis, yang menargetkan 10,000 peserta di 42 titik seluruh Indonesia,” kata Noviana dalam keterangannya.

Adapun rangkaian program Beat Hypertension 2024, meliputi talkshow dengan dokter, pengecekan tekanan darah massal bersama OMRON sebagai upaya deteksi dini hipertensi, food tasting menu sehat rendah garam. Selain itu, pihaknya juga memberikan tips cerdas cegah hipertensi dalam kehidupan sehari-hari.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif