Solopos.com, SOLO — Dalam merayakan Hari Ibu pada 22 Desember 2023, Anda bisa menuliskan atau pun membacakan puisi terindah untuk mama tercinta.
Pada 22 Desember setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Ibu. Di hari tersebut bisa menjadi momentum untuk memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada seluruh ibu di Tanah Air.
Bukan hanya itu, Hari Ibu juga bisa menjadi momen yang pas untuk menyatakan perasaan cinta anak kepada seorang ibu atau dari suami kepada istrinya.
Nah, untuk merayakan Hari Ibu pada 22 Desember 2023 mendatang, Anda bisa menuliskan atau membacakan puisi terindah untuk mama tercinta. Berikut ini contoh puisinya, yang pernah diulas Solopos.com sebelumnya.
Nah, untuk merayakan Hari Ibu pada 22 Desember 2023 mendatang, Anda bisa menuliskan atau membacakan puisi terindah untuk mama tercinta. Berikut ini contoh puisinya, yang pernah diulas Solopos.com sebelumnya.
Dahinya adalah jejak sujud yang panjang
Perjalanan waktu membekas di pelupuk matanya
Derai air mata di pipinya telah mengering
Tanpa sisa, tanpa ada yang menduga
Ia memilih jalan sunyi untuk bertanya
Hiruk pikuk untuk tersenyum di beranda derita
Menjerit saat lelap berkuasa
Berdoa bukan untuk dirinya.
Dia berjalan dengan cinta
Dia berjalan menerjang luka
Bahkan dia menempuh tanpa
Batas rasa
Dia lah ibu dari segala cahaya
Ibu dari semua luka kami
Ibu dari jejak yang terukir
Dalam tinta sejarah.
Ku ingin,
Menghirup hawa yang kau hirup.
Melangkah,
Di tempatmu melangkah.
Berteduh,
Di tempatmu berteduh.
Dan terlelap di atas pangkuanmu.
Ibu…
Ku cuma inginkan selalu bersamamu.
sepanjang waktuku.
Akulah sang pengukir mimpi
Yang menghendaki pergi berasal dari sunyi
Yang hanyut oleh gelisah
Dan ditelan rasa bersalah
Ibu, kaulah matahariku
Terang dalam gelapku
Kau tuntun aku di jalur berliku
Yang penuh oleh batu
Ucapanmu bagaikan kamus hidupku
Aku berteduh dalam naungan do’amu
Memohon ampunan darimu
Karena ridho Allah adalah ridhomu
Aku senang memilikimu Ibu
Karena engkau sinar hidupku
Kaulah kunci berasal dari kesuksesanku
Ibu, maafkan aku.
Ibu selalu memberi, memberi, memberi
Sedari kita kecil hingga dewasa
sampai dia pun tutup usia
Kasih sayangnya pancaran kasih sayang Tuhan
Tulis ikhlasnya pancaran tulus ikhlas Tuhan
Dia samudra amat dalam dan langit luas kehidupan
Dia seindah kerajaan burung-burung dan terumbu karang istana ikan
Yang menjajikan kedamaian dan hidup bahagia
Dia benteng pelindung atas bencana menimpa
Meski tubuhnya sendiri renta
Ibulah cahaya-cahaya di kegelapan
Pandu penunjuk jalan lurus
Karena hati dan cintanya yang tulus
Pengorbananmu, Buda, iklas sumbangsihmu
Teladan bagi banyak hal yang bernama baik
Dengan akhlak dan cantik
Dari rahimu kan lahir anak-anak salih-salihah
Di telapak kakimu tergelar surga
Karena selalu kau jaga langkahnya
Di hadapan ibu yang mulia
Terkaparlah anak-anak durhaka
Ialah mereka yang mengingkari dan mengkhianati
Tulus mendalam kasih sayangmu
Yang lalai dan lupa karena tipu daya dunia
Maka samudra ampunmu, Buda, kumohonkan sepenuh kalbu
Jika kami pernah bersalah, berdosa
Seringnya mengecewakan dan menyesakkan nafasmu
Adapun doa restumu, Bunda, panjatkan dan limpahkanlah
Untuk putra-putri yang mendambakanmu
Sebelum kami berangkat mengayun langkah
Membuka lahan-lahan kehidupan.