SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak demam. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Konsultan alergi imunologi yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia dr Molly Dumakuri Oktarina, SpA(K) berpendapat demam seorang anak masih dianggap dalam batas normal apabila terjadi enam hingga delapan kali dalam setahun. Untuk menjaga kesehatan anak, simak ulasannya di tips parenting kali ini.

“Tetapi demamnya itu tidak berat, tidak diiringi gejala penyakit lain yang mengharuskan anak dirawat di rumah sakit, kemudian episode demamnya tidak lama misalnya satu pekan,” kata dia dikutip dari Antara pada Jumat (28/7/2023).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Molly mengatakan orang tua perlu memikirkan hal-hal yang lebih serius apabila anak mereka terus berada dalam kondisi demam selama dua pekan atau bahkan satu bulan.

Setelah tahu berapa batas kejadian demam anak dalam setahun yang disebut normal, ketahui pula seseorang termasuk anak dikatakan mengalami demam bila tubuhnya berada di atas 38 derajat Celcius. Kondisi ini bisa terjadi karena infeksi ataupun kekurangan cairan. Oleh karena itu, khusus pada anak, Molly menyarankan orangtua memastikan mereka mendapatkan kecukupan cairan setiap harinya yang disesuaikan dengan aktivitas.

Seperti halnya dengan demam, batuk dan pilek anak masih dianggap batas umum apabila terjadi enam hingga delapan kali per tahun. Tetapi, sambung Molly, batuk ini tidak disertai sesak, tidak sampai mengganggu atau berlangsung lebih lama.

Molly menuturkan anak pada masa pertumbuhan lebih rentan terkena berbagai infeksi, salah satunya adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang menjadi salah satu dari 10 penyakit yang tertinggi di Indonesia dengan prevalensi pada anak Indonesia sebesar 12,8 persen berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018.

Menurut dia, ISPA, demam, batuk dan pilek termasuk gangguan pada imunitas yang dapat berefek panjang hingga dapat mengganggu tumbuh kembang anak.

Beberapa nutrien yang dapat mendukung perkembangan imunitas (sistem kekebalan tubuh) dan kognitif antara lain prebiotik FOS:GOS dan asam lemak rantai panjang seperti omega-3, omega-6, dan DHA.

Prebiotik FOS:GOS memiliki peran untuk menunjang pertumbuhan bakteri baik seperti Bifidobacteria sedangkan asam lemak rantai panjang berperan penting dalam proses tumbuh kembang otak.

“Orang tua perlu memahami terkait penyediaan nutrisi yang baik dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan sistem imunitas anak. Daya tahan tubuh yang kuat akan meningkatkan perkembangan sistem kognitif yang optimal,” papar Molly.

Dia mengingatkan, asupan nutrisi yang baik dan seimbang selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak merupakan fondasi yang kuat untuk perkembangan kognitif, motorik, dan sosio-emosional anak hingga dewasa kelak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya