SOLOPOS.COM - Suasana gedung-gedung bertingkat tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Kamis (27/7/2023). Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengimbau masyarakat mengurangi mobilitas menggunakan kendaraan pribadi karena buruknya kualitas udara menurut data DLH DKI 70 persen dipengaruhi sektor transportasi. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww).

Solopos.com, JAKARTA – Polusi udara memiliki dampak buruk bagi semua kalangan, tak terkecuali anak-anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun menyoroti tingginya polusi udara di Jakarta yang membawa sejumlah dampak buruk terhadap proses tumbuh kembang anak.

“Polusi udara yang terjadi di kota-kota besar termasuk di Jakarta memang sangat memprihatinkan. Udara yang seharusnya bersih untuk dihirup dan memenuhi paru-paru tiap individu yang hidup, apalagi anak-anak itu harus bersih,” kata Dokter Spesialis Penyakit Tropik Anak IDAI DR. Dr. Ari Prayitno, Sp.A (K), Rabu (26/6/2024).

Promosi Peduli Sesama, BRI Peduli Bantu Korban Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Ari menyayangkan kualitas udara di Jakarta yang memburuk menyebabkan munculnya banyak partikel berbahaya, sehingga meningkatkan risiko individu terkena berbagai macam penyakit.

Misalnya seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan adanya infeksi lain yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme asing ke dalam tubuh berupa virus atau bakteri saat udara dengan kering dan berpolutan tinggi.

Menurut dia infeksi akan semakin parah bila orang yang tinggal di daerah tersebut memiliki penyakit penyerta seperti asma. Kondisi kesehatan juga dapat makin memburuk bila pihak keluarga ada yang merokok atau rutin memasak dalam ruangan yang tidak memiliki ventilasi yang baik.

“Ini tugas kita bersama karena kalau polusi tidak diatasi maka kesehatan paru-paru kita, terutama anak-anak itu akan memburuk. Terlebih paru-paru anak-anak kita itu masih dalam tumbuh dan kembang makanya polusi ini akan berdampak cukup luas pada anak anak kita,” katanya yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Organisasi Pengurus Pusat IDAI itu.

Selain itu, kata Ari, polusi udara secara tidak langsung juga menjadi salah satu penyebab anak terkena stunting. Kualitas udara yang buruk akibat polusi rentan membuat anak-anak jatuh sakit, sehingga hal ini berdampak pada minat untuk mengonsumsi makanan.

Akibatnya, asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh berkurang drastis dan menyebabkan anak kekurangan gizi kronis.

“Apalagi kalau penyakit infeksi, kalau terjadi kronis akan sakit juga. Jadi secara tidak langsung ada hubungannya, makanya anak yang tinggal di daerah yang polusinya tinggi itu lebih mudah terjadi stunting ketimbang daerah yang udaranya bersih,” kata Ari.

Laman IQAir yang diperbarui hari ini pada pukul 15.00 WIB menyatakan bahwa tingkat polusi udara di Jakarta tercatat masuk dalam kategori sedang.

IQAir mencatat indeks polusi udara Jakarta berada pada poin 69 dengan tingkat konsentrasi polutan PM 2,5 sebesar 19 mikrogram per meter kubik dan angka ini menunjukkan 3,8 kali lebih tinggi nilai panduan kualitas udara tahunan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya