SOLOPOS.COM - Ilustrasi ibu mengalami kelelahan. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Ketahui apa itu baby blues syndrome seperti diduga dialami ibu pembuang bayi di Stasiun KRL Pasar Minggu. Agar tahu cara menanganinya dan menjaga kesehatan ibu baru melahirkan, simak ulasannya di info sehat kali ini.

Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu, warganet dihebohkan dengan aksi seorang wanita yang nyaris melempar anak ke rel kereta di Stasiun KRL Pasar Minggu. Sang ibu yang diduga terkena sindrom ini berhasil diamankan oleh petugas KA Commuter yang bertugas di area tersebut dan bayinya juga berhasil diselamatkan.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Dalam video viral itu tampak seorang wanita yang mengenakan baju berwarna kuning sedang ditenangkan oleh salah seorang petugas KRL. Ibu tersebut tampak memberontak saat ditenangkan.  Tampak juga petugas lain yang tengah menggendong bayi yang diketahui anak dari wanita tersebut. Terlihat pula seorang pengguna KRL lainnya yang tengah membantu menenangkan wanita tersebut.

“Saya tahu ibu ada masalah, tapi ngomong baik-baik,” kata petugas KRL sembari menenangkan melansir dari akun X @zoelfick pada Selasa (5/9/2023).

“Ibu kenapa, Bu? Ibu nggak boleh gitu, Bu,” timpal salah seorang penumpang KRL.

Berkaca dari peristiwa tersebut, kita perlu mengetahui apa itu baby blues syndrome dan apa bedanya dengan depresi pascamelahirkan?  Baby blues syndrome  merupakan kondisi yang dialami oleh sebagian besar ibu yang baru melahirkan. Hingga saat ini penyebab baby blues syndrome sebenarnya belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini sering kali dikaitkan dengan perubahan kadar hormon setelah ibu melahirkan. Selain itu mengingat para ibu baru tersebut cenderung memiliki waktu tidur yang berantakan, kurang tidur, dan kurangnya waktu untuk diri sendiri, tidak mengherankan jika seorang ibu dapat mengalami baby blues syndrome.

Dikutip dari laman alodokter.com pada Selasa (5/9/2023), baby blues biasanya terjadi 2-3 hari setelah melahirkan dan biasanya bertahan paling lama 1-2 pekan.

Gejalanya pada setiap ibu berbeda-beda, tetapi yang paling umum terjadi meliputi:

– Mood swing
– Mudah menangis dan tersinggung
– Insomnia
– Perasaan tidak ada ikatan dengan buah hati
– Rasa kehilangan kebebasan saat sebelum melahirkan, misalnya bebas bepergian dengan teman

Sedangkan ketika perasaan sedih tersebut bertahan jauh lebih lama dari waktu baby blues atau malah menjadi lebih buruk, ada kemungkinan si ibu mengalami apa yang disebut depresi pasca persalinan atau postpartum depression. Kondisi ini jauh lebih parah dan berlangsung lebih lama dibandingkan baby blues.
Sebenarnya, depresi pasca melahirkan dan sindrom memiliki gejala yang serupa. Namun, depresi pasca melahirkan dapat bertahan lama hingga 1 tahun dan gejala yang dialami juga dapat mengganggu kehidupan, bahkan juga dapat mengganggu tumbuh kembang buah hati. Pada kasus depresi pasca melahirkan yang berat dapat menyebabkan terjadinya psikosis postpartum.

Agar semakin tahu apa itu baby blues syndrome, ketahui pula cara menanganinya. Mengutip dari Web MD, baby blues sindrom dapat di tangani dengan beberapa cara,  diskusikan dengan suami atau orang tua bahwa pasca melahirkan ibu perlu beberapa hal berikut ini:

– Tidur sebanyak yang mungkin, ikut beristirahatlah ketika bayi sedang tidur siang.
– Makanlah makanan yang bergizi. Tubuh akan merasa lebih baik dengan bahan-bahan yang sehat.
– Jalan-jalan. Olahraga, udara segar, dan sinar matahari dapat memberikan ketenangan bagi para ibu.
– Perlu bantuan orang lain.
– Santai. Jangan terlalu banyak pikiran, fokus saja pada diri sendiri dan bayi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya