SOLOPOS.COM - Ilustrasi penderita demensia. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Aktor Hollywood Bruce Willis didiagnosis mengalami demensia frontotemporal atau FTD, penyakit apa itu? Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Berita itu datang setelah aktor berusia 67 tahun itu didiagnosis menderita afasia pada Maret tahun lalu. Kondisi ini membuat pihak keluarga memutuskan agar Willis pensiun dari dunia akting.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Sejak kami mengumumkan diagnosis afasia yang dialami Bruce pada musim semi 2022, kondisi Bruce kini berubah dan dia didiagnosis yang lebih spesifik: demensia frontotemporal [dikenal sebagai FTD],” kata pihak keluarga Willis dikutip dari Antara pada Jumat (17/2/2023).

Apa itu demensia frontotemporal? Ini adalah jenis demensia yang memengaruhi lobus frontal dan temporal otak, yakni otak bagian depan dan samping sehingga menimbulkan gangguan pada kepribadian, perilaku, dan kemampuan berbahasa.

Orang yang mengalami penyakit ini, bagian dari otak yang terkena akan mengalami penyusutan. Gejala yang ditimbulkan hampir serupa dengan masalah kejiwaan, sehingga sering kali salah diagnosis.

Selain area otak yang terkena, yang membedakan demensia ini dengan jenis lainnya adalah rentan menyerang orang yang berusia lebih muda, yakni sekitar 40 hingga 65 tahun. Sementara demensia jenis lain biasanya menyerang orang yang berusia 65 tahun ke atas.

Setelah mengetahui apa itu demensia frontotemporal, ketahui pula bahwa gejala  dapat berbeda dari satu individu ke individu lainnya. Gejala semakin memburuk dari waktu ke waktu, biasanya selama bertahun-tahun. Dikutip dari situs John Hopkins Medicine dan dikutip dari hellosehat.com pada Jumat (17/2/2023) ada beberapa jenis frontotemporal dementia (demensia frontotemporal) , yakni:

1. Perubahan perilaku

Gejala demensia jenis ini yang paling umum melibatkan perubahan ekstrem dalam perilaku dan kepribadian, yang meliputi:

– Kehilangan empati dan keterampilan interpersonal lainnya, seperti kepekaan terhadap perasaan orang lain.
– Kurangnya penilaian dan kehilangan minat pada sesuatu yang sebelumnya disukai.
– Perilaku kompulsif yang berulang-ulang, seperti menepuk atau menampar bibir.
– Tidak peduli dengan kebersihan diri.
– Perubahan kebiasaan makan, makan berlebihan atau menjadi suka makanan manis atau tinggi karbohidrat.
– Suka memasukkan benda-benda yang bukan makanan ke mulut.

2. Kemampuan berbahasa dan berbicara bermasalah

– Kesulitan dalam menggunakan dan memahami bahasa tulisan maupun lisan. Sebagai contoh, kesulitan menemukan kata yang tepat untuk digunakan dalam ucapan atau penamaan objek.
– Berbicara terbata-bata atau membuat kesalahan ketika mengucapkan suatu kalimat, sehingga menjadi acak.

3. Sistem gerak bermasalah

– Mengalami masalah pada sistem gerak, di antaranya koordinasi tubuh memburuk, kesulitan menelan, tremor, otot kaku dan kejang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya