SOLOPOS.COM - Ilustrasi pria menahan sakit. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Fimosis perlu diwaspadai jika terjadi pada remaja dan pria dewasa yang tidak disunat, lalu penyakit apa itu? Untuk lebih mengerti kesehatan organ reproduksi pria, simak ulasannya di info sehat kali ini.

Kondisi ini adalah normal terjadi pada bayi dan anak-anak. Pada laki-laki yang belum atau tidak disunat, penis mereka masih memiliki kulit kulup yang menempel di ujungnya. Kulit kulup penis umumnya bisa ditarik ke belakang kepala penis atau akan mengerut mundur saat ereksi.

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

Kulit kulup mewakili setidaknya sepertiga dari kulit penis. Kulup berfungsi melindungi kepala penis dari gesekan dan kontak langsung dengan pakaian. Ketika kulit kulup penis tidak dapat ditarik atau mengerut mundur ke belakang kepala penis saat ereksi, kondisi ini disebut fimosis.

Untuk lebih memahami apa itu penyakit fimosis, simak definisinya terlebih dahulu. Dikutip dari hellosehat.com pada Jumat (16/6/2023), fimosis muncul dalam bentuk cincin ketat atau “karet gelang” yang melingkari kulup di sekitar ujung penis. Hal ini akan mencegah kulit kulup tertarik penuh hingga ke belakang. Jika seseorang menderita fimosis, kondisi ini akan mengganggu proses berkemih, hubungan seksual, dan meningkatkan risiko infeksi saluran kencing.

Dikutip dari siloamhospitals.com, fimosis adalah kondisi medis pada pria yang belum disunat yakni berupa melekatnya kulit kepala penis (kulup) sehingga tidak dapat ditarik hingga ke belakang kepala penis. Berdasarkan kondisinya, fimosis terbagi menjadi dua jenis, yaitu fisiologis dan patologis.

1. Fisiologis, yaitu jenis fimosis yang umum terjadi pada anak-anak berusia 3 tahun ke bawah. Fimosis fisiologis merupakan kondisi yang normal dan dapat hilang dengan sendirinya.

2. Patologis, yaitu jenis fimosis pada pria dewasa yang belum disunat dan kerap dikaitkan dengan balanitis xerotica obliterans (peradangan atau inflamasi pada preputium, kepala penis, dan uretra).

Agar semakin tahu apa itu fimosis, ketahui sejumlah faktor risiko atau penyebabnya.  Pada bayi, balita, dan anak laki-laki, fimosis terjadi karena kulup secara alamiah akan menempel pada kepala penis selama belum disunat. Umumnya, fimosis pada anak dapat menghilang seiring dengan pertambahan usia. Namun, pada beberapa kasus, kondisi fimosis ini dapat menyebabkan penyumbatan dan peradangan pada penis.

Sementara itu, penyakit fimosis pada remaja dan pria dewasa dapat muncul karena kondisi medis tertentu, seperti:

1. Penuaan

Proses penuaan membuat produksi kolagen menurun sehingga dapat menyebabkan kulit kepala penis menjadi tidak elastis.

2. Jaringan parut

Jaringan parut yang muncul karena cedera atau infeksi di sekitar kulup dapat menurunkan elastisitas kulit kepala penis.

3. Penumpukan smegma

Penumpukan smegma (bercak putih yang terbentuk dari sel kulit mati, keringat, dan kotoran) berisiko menyebabkan kulup melekat dan tidak dapat ditarik ke belakang kepala penis.

Gejala utama dari fimosis adalah melekatnya kulit kulup pada kepala penis. Bila terjadi pada anak-anak, kulup tersebut dapat meregang seiring dengan pertambahan usia.

Sementara itu, jika dialami oleh remaja atau orang dewasa, gejala umum dari penyakit fimosis adalah sebagai berikut:

– Sensasi gatal dan nyeri pada kepala penis.
– Kepala penis merah dan membengkak.
– Nyeri saat buang air kecil.
– Nyeri saat berhubungan intim.
– Penurunan hasrat seksual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya