SOLOPOS.COM - Ilustrasi mom shaming. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Seorang ibu setelah melahirkan bisa saja mengalami perundungan, namun masih banyak yang awam dengan apa itu mom shaming. Demi menjaga kesehatan mental ibu, simak ulasannya di tips kehamilan kali ini.

Saat ini tekanan yang dialami seorang ibu setelah melahirkan cukup berat. Selain harus beradaptasi dengan tugas barunya, para wanita ini juga harus berhadapan dengan komentar yang menghakimi atau mencela tentang cara melahirkan hingga pola asuh anak.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Lalu apa itu mom shaming yang biasanya menimpa ibu baru melahirkan?  Dikutip dari choosingtherapy.com, Senin (15/5/2023), mom shaming terjadi ketika seseorang menilai atau mengkritik seorang ibu karena gaya atau pilihan pengasuhannya. Meskipun hal ini kadang-kadang mungkin datang dari tempat perawatan atau perhatian atau dari kurangnya pengetahuan tentang situasinya, hal itu pada akhirnya lebih berbahaya dan bisa mengganggu kesehatan mental ibu baru melahirkan.

Agar lebih mengenal apa itu mom shaming, berikut ini contoh-contohnya:

1. Mengkritik pilihan ibu untuk jadi ibu rumah tangga

Jajak Pendapat Gallup tahun 2012 menunjukkan bahwa ibu rumah tangga mengalami lebih banyak kekhawatiran, kemarahan, stres , kesedihan , dan depresi secara signifikan dibandingkan ibu yang bekerja di luar rumah. Alih-alih penilaian, mereka akan mendapat manfaat dari lebih banyak empati, dukungan, dan pengertian. Satu Ibu yang mempermalukan tentang tinggal di rumah mungkin muncul dalam komentar seperti “pasti menyenangkan tidak harus bekerja” atau “Seandainya aku bisa bermain dengan anak-anakku sepanjang hari.”

Siapa pun yang pernah menjadi ibu rumah tangga penuh waktu tahu bahwa itu adalah pekerjaan yang berat, melelahkan, dan seringkali tanpa pamrih.

2. Mengkritik pilihan menyusui

Untuk lebih mengetahui apa itu mom shaming, contoh berikutnya adalah kritikan pilihan menyusui anak.  Menyusui adalah salah satu aspek keibuan yang paling pribadi dan seringkali melelahkan, namun banyak orang merasa perlu mengungkapkannya penilaian mereka. Ibu sudah cukup menderita tentang menyusui tanpa rasa malu orang lain.

3. Mempermalukan ibu yang mengambil peran pengasuhan nontradisional

Jenis mom shaming ini didasarkan pada keterikatan pada norma dan ekspektasi sosial yang sudah ketinggalan zaman. Bahkan di zaman modern ini, banyak yang masih mengharapkan para ibu untuk menanggung beban pekerjaan rumah dan mengasuh anak sepenuhnya, dan mungkin memandang rendah ibu yang memilih untuk bekerja penuh waktu, bersosialisasi dengan teman, bepergian, dll daripada tinggal di rumah bersama anak-anak mereka.

Ada banyak cara untuk membesarkan keluarga, dan terserah kepada setiap orang tua atau unit keluarga untuk memutuskan bagaimana hal-hal akan berjalan dengan baik di rumah mereka. Ini bukan keputusan orang lain.

4. Persaingan antar ibu

Untuk mengetahui apa itu mom shaming, ketahui juga hal ini bisa berasal dari daya saing dan perbandingan antar ibu. Ketika ibu mulai membandingkan diri mereka dengan ibu lain, di media sosial atau secara langsung, itu dapat memulai kompetisi untuk rumah terbersih, anak paling berbakat, ibu paling kompak, dll.

Kenyataannya, semua ibu punya kelebihan dan perjuangan. Setiap ibu memiliki saat-saat kecemasan dan keraguan. Terlepas dari bagaimana kelihatannya, tidak ada ibu yang dapat mengambil setiap peran dan memenuhi setiap kebutuhan dalam keluarga mereka. Ketika ibu merasa perlu untuk membandingkan dan bersaing dengan orang lain, hal itu membuat mereka merasa sendirian dan terputus.

5. Membahas tumbuh kembang anak

Ibu bisa merasa malu ketika anak-anak mereka tertinggal dalam tahap perkembangan atau tidak mengikuti anak-anak lain dalam hal pertumbuhan dan perkembangan misal belum bisa berjalan atau bicara. Ini sudah menjadi sesuatu yang dikhawatirkan para ibu, dan menyalahkan diri sendiri jika tidak perlu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya