SOLOPOS.COM - Ilustrasi ibu hamil. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Sang ibunda, Reni Alfianty, mengalami plasenta previa saat mengandung Putri Ariani, kelainan apakah itu? Ibu hamil sebaiknya mengetahui kelainan ini, simak ulasannya di tips kehamilan kali ini.

Lantaran mengalami hal tersebut, janin di kandungan Reni Alfianty pun lahir prematur sehingga harus ditempatkan di inkubator selama tiga bulan. Lalu kelainanan apakah itu?

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Plasenta merupakan struktur yang dibentuk dalam rahim pada kehamilan yang bertugas untuk menyediakan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin serta membawa produk sisa dari janin ke ibu.

Plasenta menghubungkan ibu dan janin melalui tali pusat. Plasenta menempel pada sebagian dinding rahim, dan pada kebanyakan kehamilan, plasenta menempel pada bagian atas rahim. Organ ini berguna untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi pada bayi serta membuang kotoran.

Dikutip dari halodoc.com pada Minggu (11/6/2023), plasenta previa terjadi saat plasenta terletak rendah pada rahim sehingga menutup leher rahim, baik sebagian maupun sepenuhnya. Pada plasenta previa, pembukaan leher rahim saat mendekati kelahiran menyebabkan lepasnya plasenta dari dinding rahim.

Sayangnya, belum diketahui apa penyebab utama dari plasenta previa. Namun, plasenta dapat bergerak saat rahim meregang dan tumbuh selama kehamilan. Umumnya memang plasenta berada di bawah rahim saat awal kehamilan. Memasuki trimester ketiga, plasenta harus berada di dekat bagian atas rahim, sehingga serviks terbuka lebar agar melahirkan mudah dilakukan. Terkadang, plasenta sebagian atau seluruhnya dapat menutupi serviks, kondisi yang disebut juga dengan previa.

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko gangguan ini, yaitu:

– Bukan kehamilan pertama.
– Rahim memiliki jaringan parut yang disebabkan karena operasi sebelumnya, termasuk operasi seksio cesarean dan dilatasi kuretase.
– Riwayat plasenta previa sebelumnya.
– Rahim yang berbentuk tidak normal.
– Memiliki banyak kehamilan di masa lalu.
– Fertilisasi in vitro.
– Bayi kembar.
– Usia ibu lebih dari 34 tahun.
– Ras selain Kaukasia.
– Merokok.
– Penggunaan narkotika dan obat terlarang.

Setelah tahu, ketahui pula sebagian besar kasus dari plasenta previa tidak menimbulkan gejala dan sering ditemukan saat dilakukan tes ultrasound secara rutin. Namun, seseorang yang alami gangguan ini dapat mengalami gejala utama berupa perdarahan tanpa rasa nyeri pada kehamilan trimester kedua atau ketiga.

Gejala-gejala lain yang mungkin ditemukan pada plasenta previa adalah kontraksi dini yang bersama dengan keluar darah disertai kram atau perasaan tidak nyaman di punggung. Hal ini juga dapat menyebabkan posisi bayi menjadi sungsang, dan ukuran rahim yang lebih besar daripada usia kehamilannya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya