SOLOPOS.COM - Tangkapan layar suasana Debat Cawapres 2024. (YouTube TVOneNews)

Solopos.com, SOLO-Apa itu istilah second hand embarrassment yang mendadak dicuitkan warganet dan akhirnya jadi trending topic di X (dulu bernama Twitter)?  Istilah ini muncul setelah debat calon wakil presiden yang digelar pada Minggu (21/1/2024) malam.

“Tiap liat clip ini berasa bgt second hand embarrassment nya,” cuit @gyuvi*** dikutip dari Twitter pada Senin (22/1/2024).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Gibran trying to call out cak imin bcs he look at his papper and he think he did sum… the second hand embarrassment,”  cuit @thisrail***

“Nonton debat barusan banyak bgt moment second hand embarrassment wkwkwkw cuit @adfiii***.

“Pantesan orang2 pada dapet second hand embarrassment,” cuit @dalgichee***

Lalu apa itu second hand embarrassment yang dicuitkan warganet setelah menyaksikan debat Cawapres 2024 pada Minggu malam? Mengutip dari laman Cleveland Clinic, Senin (22/1/2024), rasa malu yang tidak langsung atau second hand embarrassment adalah ketika secara pribadi mengalami rasa malu, tidak nyaman, malu atau bersalah setiap kali menyaksikan orang lain mengalami pengalaman yang sangat memalukan atau menyebabkan mereka dipandang negatif.

Psikolog kesehatan klinis Marielle Collins, PhD mencontohkan rasa malu yang tidak langsung ini seperti ketika seseorang main ponsel di jalan sambil memegang kopi di tangan lain. Tahu-tahu dia tersandung, jatuh dan menumpahkan kopinya ke mana-mana.

“Meskipun bukan kamu yang membuat dia tersandung dan bukan kamu yang terjatuh, kamu bisa merasakan emosi dari orang tersebut,” kata Collins.

Untuk semakin tahu apa itu second hand embarrassment, ketahui juga bagaimana hal itu bisa terjadi? Menurut Collins, karena kekuatan otak, kita secara sadar menyadari bagaimana persepsi saat menavigasi dunia di sekitar kita. Wilayah otak bertanggung jawab atas kemampuan dalam mengatur emosi, merespons rasa sakit, dan memungkinkan tubuh kita pulih.

Bagian-bagian otak yang diaktifkan ketika kita secara pribadi mengalami rasa sakit, rasa malu, atau penyesalan, juga diaktifkan ketika kita melihat orang lain mengalami hal-hal tersebut sendirian.

“Itulah konsep empati. Otak kita dirancang untuk mampu mensimulasikan pengalaman emosional orang lain dan merasakan apa yang dirasakan orang lain,” bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya