Solopos.com, SOLO – Kira-kira apakah puasa Syawal harus dilakukan secara berurutan atau boleh selang-seling?
Setelah melakukan puasa selama Ramadan dan merayakan Hari Raya Idulfitri, umat muslim dianjurkan untuk berpuasa enam hari di bulan Syawal. Dalam Islam, puasa Syawal hukumnya sunah.
Keistimewaan puasa di bulan Syawal sendiri, pahalanya dihitung seperti berpuasa setahun penuh. “Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian dilanjurkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.” (HR Muslim).
Mengutip situs resmi Nahdlatul Ulama atau NU online, puasa Syawal idealnya dilakukan setelah Hari Raya Idulfitri hari pertama, yakni tanggal 2-7 Syawal. Lalu, apakah puasa Syawal harus dilakukan secara berurutan atau boleh selang-seling?
Mengutip situs resmi Nahdlatul Ulama atau NU online, puasa Syawal idealnya dilakukan setelah Hari Raya Idulfitri hari pertama, yakni tanggal 2-7 Syawal. Lalu, apakah puasa Syawal harus dilakukan secara berurutan atau boleh selang-seling?
Baca Juga: Ke Karanganyar, Jangan Lupa Coba 5 Kuliner di Pasar Tawangmangu Ini
Menjawab pertanyaan tersebut, Nahdlatul Ulama mengatakan puasa Syawal bisa dilakukan di luar tanggal 2-7 Syawal serta boleh tidak berurutan dan tetap mendapatkan keutaamaan dari puasa Syawal.
Baca Juga: Hepatitis Akut Misterius Menular Lewat 2 Saluran, Ini Cara Mencegahnya
Berikut ini niat puasa Syawal yang dibaca saat malam hari.
Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnatis Syawwaali lillaahi ta’aalaa.
Artinya: Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah Ta’ala.
Baca Juga: Ini Gejala Khas dari Hepatitis Akut dan Misterius pada Anak
Sementara itu, bagi umat muslim yang baru ingin berpuasa Syawal di pagi atau siang hari, Anda bisa melafalkan niatnya di bawah ini.
Nawaitu shauma haadzal yaumi ‘an adaa’i sunnatis Syawwaali lillaahi ta’aalaa.
Artinya: Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah Ta’ala.
Baca Juga: Apakah Vaksin Hepatitis Bisa Cegah Hepatitis Akut Misterius pada Anak?