SOLOPOS.COM - Ilustrasi prosedur sebelum sedot lemak. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Apakah prosedur operasi sedot lemak bisa sebabkan kematian seperti diduga dialami artis Nanie Darham? Diketahui pemeran Air Terjun Pengantin tersebut melakukan tindakan itu setelah melahirkan. Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Kabar duka kepergian Nanie Darham dibagikan sang kakak, Indrie Darham, di Instagramnya. “Rest in Love my beautiful Lil Sister @naniedarham Sat, 21-October-2023 is the day you left us forever, but I believe you are never gone because you are always in our heart Nanie as your memories is always alive. I love you always and forever, to the moon and sky… Oh.. how I miss you Nanie. Thank you for being the best sister one could ever ask for, the love and support you gave me…You are my rock, such a pure soul, loving, caring, brave, a wonder woman.. I’m so proud and blessed to have you as my sister Nanie ALWAYS,” demikian tulisnya dikutip pada Sabtu (25/11/2023).

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Untuk mengetahui apakah sedot lemak sebabkan kematian atau tidak, ketahui pula pernah ada kasus serupa Nanie Darham.  Seorang influencer asal Brasil Luana Andrade meninggal secara tragis minggu ini saat menjalani operasi kosmetik sedot lemak.  Dikutip dari Antara pada Sabtu (25/11/2023), menurut pernyataan rumah sakit kepada media setempat, sebagaimana dikutip laman Eonline, Sabtu, wanita 29 tahun itu menderita emboli paru masif saat menjalani prosedur sedot lemak di São Paulo, Brasil, pada 7 November 2023.

Dua setengah jam setelah operasi, Andrade mengalami serangan jantung dan disadarkan oleh petugas medis, menurut pernyataan yang diterjemahkan dari bahasa Portugis. Ketika hasil tes menunjukkan bahwa ia mengalami trombosis masif, yaitu ketika gumpalan darah menyumbat pembuluh darah atau arteri, ia pun dipindahkan ke ICU.

Namun, dia meninggal sekitar pukul 05.30 pagi waktu setempat.  Rumah sakit mendaftarkan penyebab kematiannya sebagai emboli paru masif, yang dilaporkan sebagai penyebab utama kematian yang terkait dengan prosedur sedot lemak. Jenis pembekuan darah ini biasanya dimulai di kaki dan menghalangi aliran darah ke paru-paru, menurut Mayo Clinic.

Untuk menjawab pertanyaan apakah sedot lemak bisa sebabkan kematian, hasil penelitian yang dilakukan American Family Physician pada 1999 bisa jadi jawaban. Dikutip dari aafp.org, Sabtu (25/11/2023),  lima dari 1.001 kematian yang disertifikasi oleh kantor pemeriksa medis sebagai akibat komplikasi terapeutik berhubungan dengan sedot lemak. Dalam empat kasus, prosedur ini dilakukan oleh ahli bedah plastik dan dalam satu kasus, oleh ahli bedah umum.

Penelitian dilakukan dengan memeriksa hasil autopsi lengkap, termasuk pemeriksaan jantung dan pemeriksaan toksikologi darah, urin dan cairan serta jaringan lain yang tersedia, dilakukan pada setiap pasien. Dalam semua kasus, jantungnya normal dan tidak ada zat terlarang yang teridentifikasi melalui pengujian toksikologi.

Kematian terjadi pada seorang pria berusia 33 tahun dan tiga wanita berusia 33, 40 dan 54 tahun. Dalam dua kasus, hipotensi dan bradikardia diikuti oleh asistol selama prosedur. Pasien ketiga telah keluar dari rumah sakit selama dua jam karena dia mengalami episode sinkop dan ditemukan menderita fibrilasi ventrikel. Pasien ini telah diresusitasi tetapi tetap tidak responsif dan dalam keadaan koma anoksik. Dia dinyatakan meninggal tiga hari kemudian.

Pasien keempat menjadi “pusing” 18 jam setelah operasi sedot lemak dan kemudian menjadi tidak responsif. Temuan otopsi pada pasien ini termasuk trombosis vena dalam pada betis dengan emboli paru distal dan pelana. Dalam semua kasus, resusitasi telah dilakukan.

Para penulis percaya kelebihan cairan mungkin menjadi faktor lain dalam kematian terkait sedot lemak. Cairan yang berlebihan dapat menyebabkan hemodilusi dan edema paru, gambaran yang terlihat pada otopsi pada pasien yang mengalami komplikasi setelah keluar dari rumah sakit.

Faktor lainnya mungkin stasis vena dan trombogenesis setelah sedot lemak tumescent ekstensif pada perut bagian bawah dan ekstremitas, serta imobilisasi. Prosedur ini dapat menyebabkan hambatan aliran vena dan pelepasan faktor jaringan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya