SOLOPOS.COM - Ilustrasi bau mulut. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Tim peneliti di Institut Kesehatan Global di Swiss mengidentifikasi bakteri dalam mulut yang membuat napas dan mulut bau bisa jadi pertanda risiko jantung koroner. Bakteri mulut, Fusobacterium nucleatum, menyebabkan penyakit gusi dan bau mulut.

Sekarang para ilmuwan berpikir bakteri yang sama ini bisa menjadi faktor risiko potensial untuk penyakit jantung koroner. Penulis utama penelitian Flavia Hodel mengatakan mereka menganalisis informasi genetik, data kesehatan, dan sampel darah dari 3.459 orang.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dalam periode tindak lanjut 12 tahun, sekitar enam persen peserta mengalami serangan jantung atau kejadian kardiovaskular berbahaya lainnya.

Tim menguji sampel darah peserta untuk mengetahui adanya antibodi terhadap 15 virus berbeda, enam bakteri, dan satu parasit. Mereka menemukan bahwa antibodi terhadap Fusobacterium nucleatum dikaitkan dengan sedikit peningkatan risiko kardiovaskular.

“Fusobacterium nucleatum mungkin berkontribusi terhadap risiko kardiovaskular melalui peningkatan peradangan sistemik.” ujarnya dilansir dari Express dan dikutip dari Bisnis.com pada Selasa (21/2/2023).

Dia mengatakan ini karena adanya bakteri di mulut, atau melalui kolonisasi langsung dari dinding arteri atau plak yang melapisi dinding arteri. Rekan penulis Jacques Fellay, seorang profesor di School of Life Sciences, Swiss, juga mengomentari temuan penelitian tersebut.

“Hasil kami dapat mengarah pada cara baru untuk mengidentifikasi individu yang berisiko tinggi. Atau meletakkan dasar untuk studi intervensi pencegahan yang mengobati infeksi Fusobacterium nucleatum untuk melindungi jantung.” ujarnya.

Kehadiran Fusobacterium nucleatum penyebab napas dan bau mulut dapat digunakan sebagai alat skrining untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko penyakit arteri jantung koroner. Dengan cara ini, jika orang yang berisiko teridentifikasi, mereka dapat mengambil tindakan pencegahan untuk menangkal penyakit.

Selain itu, jika infeksi Fusobacterium nucleatum penyebab napas dan bau mulut diobati, dapat membantu mengurangi risiko jantung koroner. Hasil ini dapat menginformasikan penelitian lebih lanjut di bidang subjek

NHS mengatakan ada “beberapa cara” untuk mengurangi risiko penyakit jantung. Dua faktor terpenting adalah memiliki tekanan darah dan kolesterol yang sehat. Tekanan darah yang ideal harus antara 90/60mmHg dan 120/80mmHg.

Dengan berolahraga minimal 30 menit setiap hari, selain diet sehat, tekanan darah Anda bisa diturunkan ke tingkat yang lebih sehat. Sedangkan untuk kolesterol, pola makan yang tidak sehat akan menyebabkan terlalu banyak lemak yang beredar di dalam darah.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Napas dan Bau Mulut Bisa Jadi Tanda Risiko Tinggi Jantung Koroner

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya