Lifestyle
Jumat, 18 Februari 2022 - 20:57 WIB

Ayah Bunda, Sebahaya Ini Dampak Stunting untuk Masa Depan Buah Hati

Newswire  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pertumbuhan dan tinggi badan anak. (freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Pertumbuhan anak tidak hanya dilihat dari berat badan tetapi juga tinggi badan, agar jangan sampai si kecil mengalami stunting. Stunting atau kerdil adalah kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah dua tahun akibat kekurangan gizi pada waktu lama.

Ayah bunda harus waspada karena kondisi stunting yang dialami anak memiliki bahaya jangka panjang bagi masa depan buah hati. “Stunting dapat memperlambat perkembangan otak, membuat keterbelakangan mental hingga rendahnya kemampuan belajar,” kata Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K) dalam webinar, Kamis (17/2/2022).

Advertisement

Dia menjelaskan dampak lain stunting pada anak di antaranya adalah menjadi lebih mudah sakit, kemampuan kognitif berkurang, postur tubuh tak maksimal saat dewasa, fungsi tubuh tidak seimbang dan ketika tua berisiko terserang penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.

Baca juga: 594 Anak Sukoharjo Alami Stunting, Terbanyak di Kecamatan Polokarto

Menurut Rini, stunting selain disebabkan kurang gizi kronis dalam waktu lama, asupan makanan kurang protein dan infeksi kronis, juga bisa dipicu pertumbuhan dalam kandungan yang terhambat saat ibu sedang hamil, juga stimulasi psikososial yang tak memadai.

Advertisement

Berikan ASI Eksklusif

Lebih lanjut, Rini Sekartini menuturkan pencegahan stunting dapat dimulai sejak hamil dengan memperhatikan kesehatan dan asupan nutrisi. Selanjutnya, berikan air susu ibu (ASI) eksklusif kepada anak, berikan makanan pendamping ASI tepat waktu dan perhatikan asupan bahan makanan sumber protein, termasuk susu. “Di atas setahun, makanan keluarga yang utama, susu sebagai pelengkap,” katanya.

Bila anak lebih pendek dari teman-temannya, orang tua dapat mengecek parameter berat badan dan tinggi badan terhadap umur yang ada di Buku Kesehatan Ibu dan Anak untuk memastikan anak tumbuh seperti seharusnya.

Baca juga: BKKBN: Dari 100 Orang di Indonesia, 24 Orang di antara Alami Stunting

Advertisement

“Dari awal konsepsi sampai 18 tahun harus benar-benar dikawal untuk pencegahan stunting,” kata Rini. Namun perlu diingat, anak stunting sudah pasti pendek, tapi anak pendek belum tentu stunting.

Dia mengingatkan pola makan yang sehat juga penting saat anak terinfeksi Covid-19. Menurut dia, Covid-19 adalah infeksi akut seperti virus flu hanya berbeda varian. Ketika kondisi anak telah membaik, nafsu makan anak juga harus segera diperbaiki agar asupan nutrisi kembali terjaga. Kemudian, perhatikan kebersihan anak dan lingkungan serta pantau tumbuh kembang anak secara berkala.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif