SOLOPOS.COM - Mas dan Mbak Sukoharjo 2012 terpilih, Erwin Cahyo Saputra dan Inggrit Priana Sari (depan) tampil dalam acara malam puncak Pemilihan Mas dan Mbak Sukoharjo 2012 di Pendapa Setda Sukoharjo, Selasa (3/7/2012)

Mas dan Mbak Sukoharjo 2012 terpilih, Erwin Cahyo Saputra dan Inggrit Priana Sari (depan) tampil dalam acara malam puncak Pemilihan Mas dan Mbak Sukoharjo 2012 di Pendapa Setda Sukoharjo, Selasa (3/7/2012)

“Ini bukan seperti kontes kecantikan,” ujar Cintia Reztuary Putri saat berkomentar tentang ajang pemilihan putra-putri daerah, Jumat (13/6) lalu.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Bukan hanya kecantikan fisik yang dinilai tapi juga brain, beauty dan behavior-nya,” tambah Oktavia Nindita Sari.

Cintia dan Oktavia memang tidak asal komentar tentang pemilihan yang pernah mereka ikuti tersebut. Pada 2010 lalu, Cintia terpilih sebagai Putri Favorit dalam ajang Pemilihan Putra-Putri Solo. Sementara Oktavia lebih dahulu mengikutinya dan terpilih sebagai salah satu finalis Putra-Putri Solo 2009. Kini mereka menjadi dua dari sekian aktivis duta pariwisata Solo yang punya seabrek misi mempromosikan kota.

Saat ditemui di sebuah resto di kawasan Warung Pelem, Solo, Jumat lalu, mereka sedang sibuk dengan berkas-berkas persiapan ajang Putra-Putri Solo 2012. Di tangan merekalah sukses tidaknya penyelenggaraan ajang yang akan digelar pada September 2012 itu ditentukan. Mereka pula yang kini bekerja keras menghimpun dana untuk agenda tahunan Pemkot Solo tersebut. Dulu mereka yang tampil sebagai peserta, kini mereka tampil di belakang layar.

“Sebelumnya ada EO yang menyelenggarakan tapi mulai dari tahun kemarin semuanya dipegang oleh Paguyuban [Putra-Putri Solo],” kata Cintia.

Ini bukan pengalaman pertama mereka terjun mengurus penyelenggaraan event besar di Solo. Tahun lalu, mereka juga sudah terlibat dalam penyelenggaraan Putra-Putri Solo meskipun dalam posisi yang berbeda. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya inilah yang membuat mereka dipercaya menjadi penyelenggara secara penuh.

Karena itulah mereka menjadi luar biasa sibuk setelah terpilih masuk sebagai finalis. Padahal di kampus, tugas-tugas kuliah sudah mengantre karena status mereka yang masih jadi mahasiswa. Terlebih bagi Oktavia yang saat ini harus menyelesaikan skripsinya. Oktavia kini masih tercatat sebagai mahasiswa tingkat akhir Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS, sedangkan Cintia masih duduk di semester VI Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UNS.

Namun, kesibukan yang lebih dari umumnya mahasiswa seusia mereka itu tak membuat mereka menyesal. Justru dari kesibukan inilah banyak hal baru yang sulit didapatkan oleh kebanyakan orang. Salah satunya adalah kesempatan untuk mendapatkan banyak jaringan dengan berbagai tokoh-tokoh penting di Solo. “Siapa juga yang menyangka kami bisa kenal dengan banyak tokoh, pengusaha dan lainnya di Solo. Saat kami sedang butuh dana untuk event, banyak orang yang mau membantu,” kata Oktavia.

Jangan heran pula jika mereka juga terbiasa berkomunikasi dengan Wawali Solo Hadi Rudyatmo yang sering membantu mereka menyelesaikan masalah dalam tugas mereka. “Kami sering gelar rapat di rumah dinas Wawali. Pak Rudy sering tanya persiapan kami, kalau ada masalah dana dan sebagainya, biasanya dia langsung telepon sana-sini untuk bantu kami.”

Jaringan adalah salah satu hal berharga yang mereka peroleh dari ajang ini. Dari sini pula mereka mendapatkan job-job­ yang cukup prestisius. Misalnya saat mereka dilibatkan dalam oleh Dinas Pariwisata Kota Solo dalam tim promosi di berbagai kota dunia seperti Kuala Lumpur, Den Haag hingga Australia. Meskipun tak mendapat honor, mereka senang karena mendapat pengalaman berharga. “Misalnya saat saya ikut di sebuah festival di Malaysia, mereka ambil duta wisata dari Solo. Di sana ada boot tentang Solo dan kami juga yang bertugas di sana untuk memberi penjelasan semua tentang Solo,” kata Cintia.

Mereka memang tidak berharap imbalan materi dari job-job kedinasan. Setidaknya, kompensasi kerja keras itu bisa datang dalam bentuk lain, seperti beasiswa. Dalam berbagai seleksi beasiswa, para finalis ini seperti jadi langganan. Oktavia misalnya yang mendapatkan beasiswa Pengembangan Potensi Akademik (PPA) tiga tahun berturut-turut. Sedangkan Cintia merupakan salah satu penerima beasiswa Djarum yang diburu ribuan mahasiswa setiap tahun.

“Kalau mau mendapatkan semua itu, ini [Putra-Putri Solo] adalah jalannya,” ujar Cintia.

Arif Adi Setiawan dan Nareswari Kencana dinobatkan sebagai Putra dan Putri Solo 2011 dalam malam grand final di halaman Balaikota Solo, Sabtu (23/7/2012)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya