SOLOPOS.COM - Ilustrasi utang. (Freepik.com)
Solopos.com, SOLO — Mendekati Hari Raya Idulfitri, banyak umat Islam yang bertanya-tanya, mana yang harus dibayar terlebih dahulu antara utang atau zakat?
Zakat dan utang memiliki kedudukan yang sama, yakni wajib ditunaikan. Umat Islam yang mempunyai harta berlebih dan mencapai nisab, mereka wajib mengeluarkan zakatnya.
Hal yang sama juga dengan utang, di mana wajib untuk dibayar karena jika tak dilunasi akan ditagih di akhirat nanti.
Nah, lalu mana yang harus didahulukan untuk dibayar antara utang atu zakat?
Mengutip informasi di laman resmi Dompet Dhuafa, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait hal tersebut karena tak ada ayat Al-Qur’an atau hadis yang mengaturnya.
Namun, Utsman ra pernah berkata di bulan Ramadan, “Bulan ini adalah bulan berzakat kalian, barang siapa mempunyai tanggungan utang maka segera melunasinya.”
Hal ini menunjukkan jika utangnya sudah jatuh tempo dan harus melunasinya, maka wajib didahulukan utangnya dari pada zakat, sedangkan utang yang masih jauh jatuh temponya, maka tidak menjadi penghalang untuk membayarkan zakat dari harta yang ada sekarang.
Mana yang harus didahulukan antara utang atau zakat untuk dibayar juga dijelaskan dalam Fatwa Lajnah Daimah 9/189.
“Pendapat yang benar dari para ulama bahwa utang tidak menjadi penghalang dari membayar zakat, karena dahulu Nabi SAW telah mengutus para amilnya untuk mengumpulkan zakat dan tidak berkata apakah para muzaki nya masih mempunyai .utang apa tidak.”
Jadi, jika dibandingkan antara utang atau zakat, maka utang lebih harus didahulukan dari pada zakat. Utang yang menjadi pengurang adalah utang yang harus dibayar bersamaan pada waktu zakat. Jika seseorang menghadapi dua kewajiban pada waktu yang bersamaan (membayar utang dan zakat), maka terlebih dahulu ia membayar utangnya lalu mengeluarkan zakatnya.