SOLOPOS.COM - Ilustrasi menunggu jadwal makan. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Intermittent fasting adalah salah satu jenis diet dengan membatasi konsumsi makanan pada jam-jam tertentu sehingga memiliki jadwal makan yang harus dipatuhi.  Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Ada beberapa metode yang bisa kamu pilih saat ingin menjalani diet ini. Perbedaannya hanya terletak pada jendela makannya saja.

Promosi BRI Kenalkan Berbagai Inovasi Unggulan di Kick-Off BUMN AI Center of Excellence

Berikut ini sejumlah metode dan jadwal makan intermittent fasting seperti dikutip dari halodoc.com pada Selasa (1/8/2023):

1. Jendela makan 16/8

Metode yang satu ini disebut juga sebagai protokol Leangains. Caranya dengan melewatkan sarapan dan membatasi waktu makan harian hingga 8 jam.

Misalnya, kamu hanya boleh makan dari jam satu siang sampai jam sembilan malam. Di luar itu, kamu tidak boleh mengonsumsi apa pun kecuali minum air putih. Artinya, metode ini mengharuskan kamu untuk berpuasa selama 16 jam lamanya.

2. Eat-Stop-Eat

Dengan metode intermittent fasting ini, jadwal makannya tentu juga berubah. Metode ini mengharuskan kamu puasa selama 24 jam dalam 1-2 kali sepekan. Artinya, kamu tidak boleh mengonsumsi apa pun dari makan malam sampai makan malam keesokan harinya.

3. Diet 5:2

Kamu hanya boleh mengonsumsi 500-600 kalori selama dua hari berturut-turut dalam sepekan. Setelah itu, kamu bisa makan secara normal di sisa lima hari lainnya.

Kesamaan dari ketiga metode di atas adalah mampu mengurangi asupan kalori harian kamu. Dengan begitu, hal ini bisa membantu menurunkan berat badan.

Meski ada jadwal makan yang dipatuhi para pelaku intermittent fasting, bukan berarti mereka bisa makan sepuasnya. Kamu tetap perlu mengatur jenis makanan dan porsi makan kamu.

Sebagian besar orang menganggap kalau metode 16/8 adalah yang paling sederhana dan mudah dilakukan. Bahkan, metode ini adalah yang paling berkelanjutan alias bisa dilakukan dalam jangka panjang.

Ada beberapa hal yang terjadi di dalam tubuh saat kamu berpuasa. Misalnya, tubuh akan menyesuaikan kadar hormon agar lemak yang tersimpan lebih mudah diakses. Sel juga memulai proses perbaikan dalam jaringan.

Nah, berikut yang terjadi pada tubuh saat melakukan diet ini:

– Tingkat hormon pertumbuhan manusia meningkat sebanyak lima kali lipat. Proses ini bermanfaat untuk menghilangkan lemak dan penambahan otot.
– Sensitivitas insulin meningkat dan kadar insulin turun drastis. Tingkat insulin yang lebih rendah membuat lemak tubuh yang tersimpan lebih mudah diakses.
– Saat berpuasa, sel memulai proses perbaikan sel. Ini termasuk autophagy, di mana sel mencerna dan membuang protein tua dan disfungsional yang menumpuk di dalam sel.
– Ada perubahan fungsi gen yang berkaitan dengan umur panjang dan perlindungan terhadap penyakit.

Setelah tahu jadwal makan intermittent fasting, ketahui pula apakah diet ini bisa dilakukan semua orang?  Jawabannya tentu saja tidak, ada beberapa kelompok individu yang tidak disarankan untuk melakukan diet ini.

Kelompok individu tersebut, antara lain:

1. Anak-anak dan remaja di bawah usia 18 tahun.
2. Wanita yang sedang hamil atau menyusui.
3. Pengidap diabetes tipe 1 yang menggunakan insulin. Ada kekhawatiran bahwa metode diet ini meningkatkan risiko hipoglikemia.
4. Seseorang yang memiliki riwayat gangguan makan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya