SOLOPOS.COM - Elemen batu alam bisa memperindah taman. (Tri Rahayu/JIBI/Espos)

Solopos.com, SOLO–Tak sedikit para arsitek menggunakan batu alam sebagai salah satu material dalam kontruksi bangunan. Batu sering digunakan sebagai material utama untuk struktur fondasi bangunan karena sifat material ini keras dan kuat.

Namun, masyarakat juga banyak yang memanfaatkan batu sebagai pelapis atau finishing dinding interior, material dinding dalam maupun luar, pedestrian, pagar dan taman. Penggunaan batu dalam desain bangunan bisa memunculkan nuansa natural.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Batu alam memiliki banyak macamnya dengan kelebihan dan kekurangannya. Dalam pemilihan material batu alam harus mengetahui karakternya karena belum tentu batu jenis tertentu cocok untuk struktur bangunan tertentu. Misalnya batu candi tentu tidak cocok bila digunakan untuk lantai, apalagi fondasi.

Batu candi memiliki pori-pori dan warna yang khas sehingga hanya cocok untuk dekorasi dinding dalam atau luar. Batu candi memiliki sifat getas atau mudak patah.

Ragam batu alam cukup banyak dijumpai di pusat penjualan batu. Selain batu candi, bebatuan lain yang termasuk dalam keluarga batu alam meliputi, batu andesit, batu kali, batu paras, batu palimanan, batu koral sikat, granit dan marmer. Menurut dosen desain interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR) Universitas Sebelas Maret Solo (UNS), Andi Setiawan, batu alam memiliki karakter masing-masing.

Ia menyontohkan batu andesit memiliki karakter sangat keras sehingga sulit dipotong. Batu ini cocok untuk lantai dan dinding karena tak mudah muncul lumut.

“Karakter batu paras lain lagi. Batu jenis ini cukup lunak berwarna kekuningan dan bisa ditatah atau dibentuk relief, bahkan bisa dibuat bentuk tiga dimensi. Batu paras yang paling dikenal berasal dari Jogja dan Bali. Selain kekuningan, ada batu paras yang warnanya kemerahan. Batu ini cocok untuk hiasan ruang, taman dan seterusnya,” ujarnya saat ditemui solopos.com, belum lama ini.

Batu palimanan pun memiliki karakter yang unik dan tekstur warna yang menarik. Biasanya batu palimanan sering digunakan untuk dinding. Andi mengatakan pada prinsipnya semua ruangan dalam rumah bisa menggunakan material batu. Penggunaan material ini memberi nuansa natural dalam setiap ruangan.

Material batu cenderung digunakan untuk finishing interior kamar mandi agar terkesan alami. Namun, semua itu tergantung pada selera pemilik rumah. “Ada orang yang menginginkan kesan bersih, ya jangan menggunakan batu andesit, tapi bisa menggunakan marmer. Selama ini, marmer digunakan untuk lantai dan dinding,” tuturnya.

Andi menambahkan ada pula orang yang menginginkan nuansa natural seperti di alam dalam desain eksteriornya, misalnya dengan adanya lumut atau tumbuhan paku pada pagar dan taman. Untuk memberi nuansa tropis, Andi menyarankan material batu bisa dipadukan dengan tanaman tropis, seperti pisang-pisangan, bambu, rumput gajah dan palm atau tanaman yang lebih besar lagi, yakni serut.

Pakar material Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Syamsudin, mengungkapkan material batu memiliki fungsi sebagai pendukung estetika. Syamsudin berpendapat belum tentu semua ruangan cocok diberi aksen batu. Dari aspek estetika, pemanfaatan batu pada ruang itu tergantung pada karakter ruang masing-masing dan tergantung pada keinginan pemilik rumah.

“Seperti dapur, tentu tidak cocok bila menggunakan material batu. Yang jelas semua jenis batu alam bisa digunakan dalam ruang, tinggal karakter ruang yang diinginkan seperti apa,” paparnya.
Menurut Syamsudin, batu candi sering digunakan untuk eksterior dengan tekstur porinya yang kasar. Hanya kelemahannya mudah muncul lumut dan tidak tahan terhadap cuaca. Berbeda dengan batu andesit yang lebih kuat. Batu ini sering dijumpai pada lantai garasi.

Batu-batu lainnya bisa ditemukan menjadi material pilar seperti dijumpai di Rumah Batu milik arsitek Solo, Gunawan Sugiyarto atau di pilar rumah milik Ki Purbo Asmoro, dalang kondang asal Solo. Sedangkan batu koral sikat ditemukan sebagai hiasan pedestrian dengan kombinasi warna hitam dan putih di Villa Aquin Colomadu. Warna hitam dan putih di villa itu menjadi simbol dari kekuatan Yin dan Yang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya