SOLOPOS.COM - Ilustrasi mengajari anak puasa. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Psikolog Tika Bisono membeberkan salah satu cara mengajari anak makna dari beribadah di Bulan Ramadan, bisa dilakukan dengan sering membawanya mengunjungi masjid. Simak ulasannya di tips parenting kali ini.

“Yang paling harus dilakukan adalah kunjungan ke masjid sering, nggak apa-apa Mereka main-main di masjid itu kenalan dengan Ramadan itu bagus,” ucapnya saat ditemui di Jakarta, dikutip dari Antara pada Kamis (16/3/2023).

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Dengan melakukan kunjungan rutin ke masjid, menurutnya akan bisa jadi salah satu terapan makna dari beribadah pada anak.  Di samping itu, ajarkan juga etika dalam mengunjungi masjid, seperti tidak memukul bedug karena bisa mengganggu konsentrasi jemaah masjid.

Jika anak memiliki pertanyaan seputar puasa Bulan Ramadan, orang tua disarankan tidak memberikan jawaban yang terlalu berat pada sisi agama untuk mengajari anak makna ibadah itu. Orang tua bisa memberikan pemahaman bahwa menjalankan ibadah puasa termasuk dalam perbuatan baik dan akan mendapat ganjaran pahala berupa rezeki untuk anak dengan bahasa yang mudah dipahami.

“Terus sedekah, karena ini Ramadan jadi dapat pahala, bisa dalam bentuk rejeki nilai bagus, jadi dikaitkan dengan kemampuan mereka dan bahasa mereka” jelasnya.

Selain itu, cara lainnya untuk mengajari anak berpuasa di Bulan Ramadan adalah membangun suasana yang menyenangkan dan menceritakan kisah nabi yang sesuai dengan umurnya.  Dengan meneladani kisah nabi, anak akan merasa disituasi yang sama dengan umat islam lainnya dan mau mencoba menunaikan kewajiban sebagai muslim.

“Jadi dia analogi sekarang seumuran nabi waktu kecil sudah puasa misalnya gitu, sedikit saja faktor agamanya banyakin faktor keahlakannya,” ucapnya

Di samping itu, orang tua juga bisa memberikan apresiasi setiap usaha anak yang berpuasa dan tidak membebani anak untuk puasa setengah bulan atau satu bulan penuh.

“Dibuat jadi kayak game yang dapat sekian hari hadiahnya ini, jangan 15 atau 30 hari, mulai dari 5 hari 6 hari, namanya juga anak-anak, angkanya jangan angka dewasa harus angka anak-anak,” kata Tika.

Ia juga berharap peran orang tua dalam mengajarkan nilai agama bisa lebih besar dibandingkan dengan pelajaran di sekolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya