Lifestyle
Senin, 6 Juli 2020 - 10:00 WIB

Begini Cara Mendidik Anak Melek Finansial Sejak Kecil

Krizia Putri Kinanti-bisnis.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi menabung (freepik)

Solopos.com, JAKARTA -- Anak-anak sejak dini harus mendapatkan pendidikan untuk menabung dan mengenal pola konsumsi dalam kehidupan sehari-hari agar lebih melek finansial.

Kebiasaan menabung perlu dipupuk sejak dini agar anak tak enggan melakukannya di saat beranjak dewasa.

Advertisement

CEO & Founder Jouska Indonesia Aakar Abyasa mengatakan kunci pembelajaran bagi anak adalah konsumsi.

Anak Sakit Saat Pandemi Covid-19, Kapan Harus Dibawa ke Dokter?

Advertisement

Anak Sakit Saat Pandemi Covid-19, Kapan Harus Dibawa ke Dokter?

Dengan mengajarkan pola konsumsi yang tepat, ungkap dia, akan berimbas baik pada anak, karena anak akan paham tentang keuangan termasuk manfaat menabung.

"Ternyata kalau kita belajar ekonomi makro, PDB [produk domestik bruto] kan kuncinya ada di konsumsi," ungkap dia, baru-baru ini.

Advertisement

Di Rumah Aja Bikin Anak Kesepian, Simak Tips Mengatasinya

Aakar Abyasa menjelaskan ada beberapa perlakuan yang bisa dilakukan untuk masing-masing umur anak agar anak bisa melek finansial dan cepat mandiri.

Untuk anak umur 6 tahun-12 tahun agar cepat melek finansial bisa diajarkan pola overheard yang mana bisa diajarkan pola budgeting.

Advertisement

Tanpa Paksaan

Contohnya ketika makan di luar berikan budget makan untuk anak agar tidak konsumtif dan sampaikan dengan baik tanpa paksaan dan biarkan mengalir.

“Umur 13 tahun - 18 tahun baru perlakukan anak secara proper seperti baca jurnal, ikut kelas. Untuk umur 18 tahun - 23 tahun sudah bisa dipraktikkan secara legal, investasi sendiri punya NPWP sendiri. Kalau ini semua sudah dibangun sedari dini, harusnya pada umur 24 tahun isu finansial-nya sudah jauh berkurang,” ungkap dia.

Properti yang Pas Bikin Anak Betah Belajar

Advertisement

Dia mengatakan ada satu prinsip dasar klasik finansial yang harus mulai diterapkan. Yakni apa pun kejadian terburuk dalam hidup kita, sisihkan 10 persen untuk ditabung.

Apabila keadaan tidak buruk, maka harus menabung lebih dari itu. Uang tabungan ini bisa digunakan dalam kejadian-kejadian tak terduga.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif