Lifestyle
Jumat, 2 Oktober 2020 - 23:30 WIB

Belajar Islam Yuk! Ini Konsep Pemimpin dalam Islam…

Ika Yuniati  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga berjalan di depan mural bertuliskan pesan politik di Kudus, Jateng, Selasa (9/1/2018). (JIBI/Solopos/Antara/Yusuf Nugroho)

Solopos.com, SOLO — Agama Islam menjamin kebahagiaan bagi pemeluknya baik di dunia maupun akhirat kelak. Untuk itu Islam mengatur banyak hal. Termasuk soal kepemimpinan atau kekhalifahan. Belajar Islam yuk, agar kita memahami konsep pemimpin dan cara memilih mereka sesuai konsep Islam.

Sebagaimana diatur dalam Islam melalui Surat Al Anbiya ayat 73, pemimpin haruslah mereka yang memiliki jiwa adil. Untuk itu pemimpin harus selalu mengutamakan rakyat ketimbang diri sendiri dan kelompoknya, serta memiliki ubudiyah yang baik.

Advertisement

Allah berfirman dalam QS As Sajdah ayat 24 yang artinya; kami jadikan di antara umat manusia itu ada pemimpin yang punya karakter mengajak umatnya terhadap agama kami yang benar dan jalan yang lurus (32:24). Surat tersebut mengartikan bahwa idealnya pemimpin adalah yang mengemban amanah amar makruf nahi munkar. Baik pada jalan pikiran, kata-kata, maupun perbuatannya.

Ini Cara Jitu Bikin Wajan Antilengket Lebih Awet

Advertisement

Ini Cara Jitu Bikin Wajan Antilengket Lebih Awet

Penyuluh Agama di lingkungan Kementerian Agama Karanganyar, Zuhaid, Rabu (30/9/2020), mengatakan bahwa memiliki akhlak yang baik adalah syarat utama menjadi seorang pemimpin. Mereka yang akhlaknya baik tentu tindakannya juga demikian. Minimal berusaha menjadi pribadi yang baik seperti sifat-sifat Rasulullah, yakni siddiq, amanah, fathanah, dan tabliq.

Dari Auf ibn Malik, berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baiknya pemimpin kalian ialah orang-orang yang kalian mencintai mereka dan mereka pun mencintai kalian, juga yang kalian mendoakan kebaikan untuk mereka dan mereka pun mendoakan kebaikan untuk kalian.”

Advertisement

Perhatikan! Ini 6 Langkah Jitu Rawat Ban Mobil

Zuhaid mengatakan agar jadi pemimpin yang baik minimal harus menata niat awal. Yakni membangun diniatkan untuk ibadah kepada Allah SWT, bukan hanya orientasi duniawi.

Pada zaman sahabat nabi dulu mereka yang jadi pemimpin dipilih melalui musyawarah. Kepemimpinan yang terkenal setelah Rasulullah SAW wafat disebut dengan Khulafaur Rasyidin. Para nabi yang ada dalam masa kepemimpinan tersebut yakni; Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. “Bagaimana kalau masa sekarang? Kalau sekarang ya enggak bisa pemilihannya sesuai dengan zaman sahabat Nabi. Ya harus dilakukan sesuai aturan pemerintahan masing-masing. Kita harus ikuti aturan,” terang Zuhaid.

Advertisement

Khalifah

Sementara itu, Zuhaid, mengatakan pemimpin tak harus dalam bentuk jabatan di pemerintahan. Manusia diciptakan oleh Allah untuk menjadi khalifah minimal bagi dirinya sendiri.

Album Baru BTS Be (Deluxe Edition) Rilis 20 November

Advertisement

Dimulai dengan disiplin dalam memimpin diri, kemudian memimpin keluarga, lingkungan sekitar, dan seterusnya.  “Memilih pemimpin ada prosedurnya. Misal dalam salat ya yang dipilih jadi imam adalah yang punya kemampuan dan bacaan baik, jika semuanya baik pilih yang paling sepuh, jika sama sama sepuh, lihat amalannya,” tambah Zuhaid.

Zuhaid menambahkan bahwa mereka yang menjadi pemimpin berarti sudah terikat perjanjian dengan Allah SWT. Misalnya seorang laki-laki yang menikah perempuan, kemudian jadi pemimpin rumah tangga. Saat memulai akad berarti dia terikat janji antara Allah. Maka dia harus jadi seseorang yang adil dan mengayomi yang dipimpin. Jika tidak, Allah sendiri yang akan menghukumnya.

Selain adil, pemimpin juga harus punya welas asih dan kasih sayang terhadap para pengikutnya. Zuhaid menyontohkan pada zaman dulu ada sepasang suami isteri yang berhubungan badan ketika bulan Ramadhan.

4 Tempat di Tata Surya Ini Paling Mungkin Dihuni Alien

Rasulullah kemudian menyampaikan dendanya berupa puasa dua bulan berturut-turut atau memberi makan 60 orang. Namun karena keduanya adalah pasangan yang sangat miskin, Rasulullah justru memberinya kurma untuk mereka makan.

Begitulah Rasulullah SAW yang penuh kasih sayang dan selalu berlaku adil pada pengikutnya. Meskipun adil tak harus sama dan saklek sesuai aturan. Sementara pemimpin adil masuk dalam tujuh golongan yang akan dilindungi Allah SWT.

“Bahkan harus adil kepada pengikutnya yang bukan muslim sekalipun. Dengan adil dan menjadi pemimpin yang baik, akan memberi gambaran tentang Islam yang baik pula,” terangnya.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif