SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Apa yang akan Anda lakukan apabila petugas bandara menyandera barang-barang dan meminta klarifikasi soal belanjaan Anda?
Malu jelas. “Namun kalau saya lebih merasa bingung. Ha..ha..ha, ya saya memang pernah mengalami hal memalukan itu,” ujar Ketua Iwapi yang juga anggota DPRD Solo, Maria Sri Sumarni, pekan lalu. Kejadiannya belum lama, menjelang akhir tahun lalu.
Maria menceritakan dalam perjalanan kunjungan kerja (kunker) ke Batam, dirinya dibuat kalap dengan murahnya harga barang di sana. “Kebetulan saya ini kan penggemar tas serta parfum. Begitu tiba di Batam, wow harganya murah-murah. Ya masuk akal sebab barang masuk ke sana kan tidak dikenai pajak,” lanjutnya. Bayangkan saja, ujar Maria, tas “tembakan” Cartier yang termasuk langka hanya Rp350.000. Harga yang sama juga bisa mendapatkan sebuah tas Gucci yang harga aslinya mencapai jutaan rupiah.
Akibat lapar mata, penggemar tas Palomino ini mengaku langsung memborong belasan tas serta beberapa botol parfum. “Kalau tasnya lebih dari 12 kali ya. Saya tidak ingat persis. Kalau parfumnya berapa ya…. Banyaklah saya sampai lupa. Ya barang sedemikian banyak tentunya bukan hanya buat saya namun juga buat oleh-oleh sahabat serta kerabat,” sambung dia.
Sesampainya di bandara, Maria mengaku dirinya dicurigai sebagai pemasok barang nakal yang tidak mau membayar pajak. “Ya dikiranya saya ini kulakan tas. Akhirnya saya diinterogasi dan disuruh bayar pajak. Memalukan ya. Tapi setelah saya jelaskan kalau saya ini anggota DPRD dan barang yang saya bawa untuk oleh-oleh akhirnya petugas bandara tidak meminta saya membayar pajak lagi. Waktu saya berniat membayar pajak, dia menolak dan saya dipersilakan melanjutkan perjalanan,” ujarnya sambil lagi-lagi terkekeh geli.
JIBI/SOLOPOS/Ayu Prawitasari