Solopos.com, SOLO-Ada pendapat mengatakan bahwa mengenakan bra kawat bisa menyebabkan kanker payudara. Benarkah pendapat ini? Untuk menjaga kesehatan payudara, simak ulasannya di info sehat kali ini.
Selama ini bra kawat memang cenderung disukai kaum Hawa lantaran lebih ketat dan kencang dengan tujuan agar payudara terlihat lebih naik. Bra kawat yang terlalu kencang diketahui dapat menekan sistem limfatik payudara, sehingga menyebabkan racun terperangkap di jaringan payudara dan menyebabkan kanker.
Alasan lainnya, bra yang kencang dapat menghalangi drainase cairan getah bening dari bagian bawah payudara, sehingga tidak bisa masuk kembali ke dalam tubuh. Lantas, apakah semua anggapan ini benar dan mampu dibuktikan secara ilmiah?
Melansir dari laman UAMS Health dan dikutip dari halodoc.com pada Kamis (12/10/2023), para dokter menyatakan bahwa jenis bra kawat maupun pakaian dalam yang ketat lainnya tidak ada hubungannya dengan risiko atau menyebabkan kanker payudara. Selain itu, tidak ada bukti ilmiah satupun yang mendukung rumor yang telah beredar dikalangan wanita ini. Jadi, tidak ada perbedaan risiko antara wanita yang mengenakan bra kawat dan yang mengenakan bra biasa maupun tidak mengenakan bra.
Melansir dari laman UAMS Health dan dikutip dari halodoc.com pada Kamis (12/10/2023), para dokter menyatakan bahwa jenis bra kawat maupun pakaian dalam yang ketat lainnya tidak ada hubungannya dengan risiko atau menyebabkan kanker payudara. Selain itu, tidak ada bukti ilmiah satupun yang mendukung rumor yang telah beredar dikalangan wanita ini. Jadi, tidak ada perbedaan risiko antara wanita yang mengenakan bra kawat dan yang mengenakan bra biasa maupun tidak mengenakan bra.
Semua wanita berisiko mengidap kanker payudara. Namun, memang ada faktor-faktor tertentu yang meningkatkan risikonya. Kanker payudara umumnya mengintai wanita yang memiliki kelebihan berat badan.
Jadi, sudah jelas kalau bra kawat tidak akan meningkatkan risiko kanker payudara. Hal yang perlu kamu waspadai adalah kanker payudara dapat mengintai wanita dengan faktor risiko berikut:
Bukan bra kawat yang menyebabkan kanker payudara melainkan menstruasi lebih awal. Wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun dan menopause setelah usia 55 cenderung terpapar hormon lebih lama. Hal ini dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara.
Payudara padat memiliki lebih banyak jaringan ikat daripada jaringan lemak, sehingga wanita dengan payudara padat lebih berisiko terkena kanker payudara.
Wanita yang pernah mengidap kanker payudara lebih mungkin terkena kanker payudara untuk kedua kalinya. Beberapa penyakit payudara non-kanker seperti hiperplasia atipikal atau karsinoma lobular in situ juga sering dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.
Wanita yang memiliki ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan (kerabat tingkat pertama) atau beberapa anggota keluarga dari pihak ibu atau ayah dari keluarga yang pernah mengidap kanker payudara atau kanker ovarium punya peluang risiko kanker payudara lebih besar.
Wanita yang menjalani terapi radiasi di sekitar dada atau payudara sebelum usia 30 memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara di kemudian hari.
Bukan bra yang menyebabkan kanker payudara, melainkan kelebihan berat badan setelah menopause. Wanita yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang punya berat badan normal.
Beberapa bentuk terapi penggantian hormon yang dikonsumsi selama menopause dapat meningkatkan risiko kanker payudara bila dikonsumsi selama lebih dari lima tahun. Kontrasepsi oral tertentu, seperti pil KB juga terbukti meningkatkan risiko kanker payudara.
Bukan bra, ternyata minum alkohol justru bisa menyebabkan kanker payudara. Studi menunjukkan bahwa risiko wanita terkena kanker payudara meningkat dengan semakin banyak alkohol yang diminum.
Merokok menyebabkan sejumlah penyakit dan dikaitkan dengan risiko kanker payudara yang lebih tinggi pada wanita premenopause.