SOLOPOS.COM - ILustrasi anak bermain peran sebagai astronaut. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Bermain peran atau roleplay seperti di TikTok  sebenarnya bahaya atau tidak terhadap kondisi psikologis anak? Simak ulasannya di tips parenting kali ini.

Sebagaimana diketahui beberapa waktu lalu beredar sebuah video yang memperlihatkan seorang ayah memarahi anak perempuannya karena bermain roleplay (RP) di platform TikTok.  Setelah ditelusuri, ternyata si anak ini melakukan RP dengan sejumlah pengguna TikTok yang bahkan tidak dikenalnya.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Parahnya lagi, konten RP yang dilakukan telah berbau dewasa sampai-sampai bocah itu diceritakan sudah memiliki anak yang perannya dimainkan oleh user TikTok lain. Fenomena ini tentu bikin khawatir banyak orang tua.

Untuk menjawab pertanyaan apakah roleplay di Tiktok bahaya atau tidak bagi perkembangan anak, simak ulasannya berikut ini. Dikutip dari pbcexpo.com.au pada Rabu (21/6/2023), sebenarnya bermain peran di kalangan anak-anak justru memiliki manfaat sangat mendasar dalam meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk perkembangan yang sehat. Tidak heran terapis anak menggunakan terapi bermain peran untuk membantu anak melewati situasi sulit dan bahkan untuk mengobati kondisi seperti autisme.

Selain menyenangkan, menggunakan imajinasi dalam permainan mereka meningkatkan kreativitas mereka dan meningkatkan kinerja yang lebih baik di sekolah dan juga membantu mereka mengembangkan pendekatan pemecahan masalah yang kuat dalam menghadapi masalah. Ini karena memungkinkan mereka untuk mengambil karakter yang memerankan peran kehidupan nyata.

Ada beberapa jenis permainan peran:

1. Pekerjaan

Dalam permainan peran ini anak justru mengetahui banyak profesi dan peran-peran profesi itu dalam kehidupan nyata. Dokter, polisi, guru atau bahkan tukang bangunan adalah beberapa peran bermain yang mendorong empati pada anak.

2. Fantasi

Anak-anak terpesona oleh karakter superhero dan fantasi seperti unicorn, dinosaurus, dongeng putri atau bahkan superman karena kekuatan supernya. Saat mereka mengenakan jubah atau celemek gaun putri, itu membantu mereka mengidentifikasi yang baik dari yang buruk sambil mendorong keberanian.

3. Situasi Kehidupan Nyata

Memainkan situasi kehidupan nyata seperti berkemah atau konstruksi memungkinkan anak-anak belajar tentang lingkungan nyata mereka dan ini membantu mereka mengembangkan perilaku fisik dan keterampilan komunikasi.

Setelah mengetahui fakta-fakta penting ini, jelaslah bahwa bermain peran adalah belajar dengan cara yang terselubung dan menyenangkan.  Ada sejumlah alasan mengapa bermain peran atau roleplay seperti di TikTok tidak bahaya dan justru penting bagi tumbuh kembang anak.

Berikut ini manfaat bermain peran bagi anak:

1. Mendorong Kreativitas dan Imajinasi

Menurut penelitian, kapasitas fleksibilitas kognitif dan kreativitas anak terkait dengan permainan peran. Mereka melatih otaknya dan melatihnya untuk berlatih menggunakan imajinasi sejak usia dini. Ini tidak hanya penting dalam pemecahan masalah, tetapi bahkan di kemudian hari, imajinasi yang baik membantu Anda menikmati buku yang bagus, merencanakan hal-hal menyenangkan dalam hidup, atau sekadar memahami sudut pandang orang lain tentang berbagai aspek kehidupan.

Albert Einstein berkata “Logika akan membawamu dari A sampai Z, imajinasi akan membawamu kemana-mana.” Yang dimaksud Einstein adalah bahwa obat baru untuk penyakit, kemajuan teknologi, dan semua penemuan lainnya diilhami oleh kreativitas.

2. Perkaya Bahasa dan Tingkatkan Keterampilan Komunikasi

Tidak bahaya dan justru punya manfaat lain dari roleplay seperti di TikTok bagi anak yaitu memperkaya kosa kata dan keterampilan komunikasi anak. Anak-anak biasanya sangat cepat menangkap kata-kata baru, memasangkannya dengan karakter yang mereka sukai dan kosa kata baru dibangun. Bermain peran memberi mereka kesempatan untuk mencoba kosakata ini.

Melalui penggunaan kata-kata baru ini, mereka mendapatkan kepercayaan diri dengan komunikasi mereka. Mereka belajar menyampaikan pesan dengan memilih kata-kata mereka dengan hati-hati. Pada gilirannya mereka kemudian belajar untuk mendengarkan. Manfaat keterampilan tersebut terlihat kemudian ketika mereka mulai belajar membaca dan menulis.

3. Kembangkan Keterampilan Sosial dan Emosional

Selama bermain peran, anak-anak menempatkan diri mereka dalam tatanan sosial imajinatif di mana mereka harus menemukan cara untuk berinteraksi dengan orang lain. Dan sebagian besar anak-anak akan bereksperimen dengan peran seseorang atau karakter yang mereka inginkan.

Ini memungkinkan seorang anak untuk berempati dengan orang lain, dan karena itu dapat memahami mengapa orang atau karakter ini melakukan apa yang mereka lakukan. Anak Anda dapat berhubungan dengan emosinya serta mendapatkan kendali atas perilakunya. Bermain peran juga membantu anak Anda belajar resolusi konflik, misalnya saat bermain dengan orang lain mereka mungkin berdebat tentang siapa yang akan menjadi penjahat dan siapa yang akan menjadi pahlawan super, mereka harus melakukan brainstorming untuk solusi potensial bersama, dan begitulah cara mereka belajar tentang kerja sama tim. Keterampilan ini berharga bahkan di kemudian hari.

Terakhir, dan salah satu alasan utama mengapa terapis anak menggunakan permainan peran adalah karena permainan peran merupakan pereda stres dan memiliki efek menenangkan pada anak.

4. Meningkatkan Perkembangan Fisik

Terlepas dari semua manfaat bermain peran di antara anak-anak di atas, mereka juga memperoleh banyak manfaat secara fisik. Ketika Anda melihat mereka berlarian untuk “menyelamatkan hari” atau menaiki tangga untuk memadamkan api, atau bahkan berdiri sambil merias wajah Anda sebagai model mereka, ketahuilah bahwa mereka menggunakan keterampilan motorik dan tangan mereka untuk koordinasi mata.

Namun seperti halnya dengan aktivitas lainnya, terdapat beberapa bahaya yang perlu diwaspadai ketika anak-anak terlibat dalam bermain roleplay di aplikasi TikTok antara lain pelecehan seksual dan eksploitasi, kehilangan identitas diri, penyalahgunaan waktu dan kurangnya aktivitas fisik, gangguan emosional dan mental, serta ketergantungan dan isolasi sosial. Dengan demikian, perlu pengawasan orang tua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya