SOLOPOS.COM - Ilustrasi minum obat. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Penelitian terbaru berhasil mengungkap obat untuk pasien long Covid-19. Gejala Covid-19 berkepanjangan ini tak jarang masih dirasakan para penyintas.

Gejala yang berlangsung lama ini termasuk gangguan kognitif, ruam kulit dan memar, nyeri dada dan kelelahan yang mendalam. Simak ulasan selengkapnya di info sehat kali ini.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Antihistamin yang dijual bebas, biasanya digunakan untuk alergi, ternyata dapat membantu meringankan gejala long Covid-19 pada beberapa orang, menurut laporan kasus baru. Laporan tersebut, yang diterbitkan 7 Februari di The Journal for Nurse Practitioners, memasukkan dua wanita paruh baya dengan long Covid-19.

Baca Juga: Long Covid-19 pada Penyintas Omicron, Mungkinkah Terjadi?

Setelah tertular Covid-19 pada tahun 2020, para wanita tersebut mengalami banyak gejala yang bertahan selama berbulan-bulan setelah infeksi awal mereka sembuh. Secara tak terduga, gejala long Covid-19 mereka membaik setelah mereka minum obat.

Kedua individu itu sekarang menggunakan rejimen antihistamin setiap hari dan mengatakan mereka hampir mendapatkan kembali tingkat fungsi pra-PASC mereka, menurut laporan kasus. Ada bukti bahwa antihistamin tersebut dapat membantu memperlambat aktivitas sel mast dan tentu saja obat-obatan juga menghalangi histamin agar tidak masuk ke sel-sel di seluruh tubuh. Antihistamin memblokir senyawa histamin dari plugging ke reseptor pada sel-sel dalam tubuh.

Secara umum, sel-sel kekebalan melepaskan histamin ketika mereka merasakan patogen, seperti virus atau bakteri, atau zat asing seperti serbuk sari, dan senyawa tersebut memicu peradangan dan pembengkakan.

Baca Juga: Studi Terbaru Ungkap Penyebab Long Covid-19

Menurut National Cancer Institute selain menyebabkan reaksi alergi, histamin juga dapat bertindak sebagai pembawa pesan kimia di otak, dan meningkatkan detak jantung dan produksi asam di perut. Hal yang menyenangkan tentang antihistamin adalah hanya ada sedikit kerugian, karena obat-obatan tersebut aman, murah, dan menyebabkan sedikit efek samping.

Direktur medis The Physician’s Clinic di London, Paul Glynne, seperti dikutip dari Bisnis.com pada Jumat (18/2/2022), menyatakan bahwa memulai antihistamin merupakan hal yang baik. Mengutip The New York Times, dia penggunaan jangka panjang dari beberapa antihistamin telah dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia, terutama pada orang tua.

Baca Juga: Long Covid-19 Bisa Picu Menopause Dini, Ini Penjelasannya

Kira-kira 65% hingga 70% dari pasien long Covid-19 merespons  dengan baik setelah mendapatkan obat itu. Mereka cenderung melihat perbaikan pada gejala spesifik terlebih dahulu, yaitu ruam kulit dan masalah pencernaan, Gejala lain, seperti brain fog dan kelelahan, umumnya membutuhkan waktu lebih lama untuk membaik, dalam hitungan minggu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya