SOLOPOS.COM - Ilustrasi sahur bersama keluarga. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K), M.Sc menganjurkan agar orang tua dapat memberi penghargaan atau apresiasi (reward) secara verbal kepada anak ketika mereka mulai belajar berpuasa di Bulan Ramadan. Simak ulasannya di tips parenting kali ini.

“Biasanya kalau puasa pertama, sih, mungkin bukanya [berbuka puasa] di siang, terus nanti lanjut lagi. Tapi, kasih apresiasi. Itu saja, sih, intinya. [Misalnya] ‘Semangat, ya, karena kita mau puasa, nih, sama-sama mama dan papa,” kata Mulya seperti dikutip dari Antara pada Minggu (26/3/2023).

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Menurut dia, sebetulnya tidak ada patokan usia yang ideal bagi anak untuk mulai belajar berpuasa. Dalam hal ini, ibu juga perlu memahami situasi dan kondisi anak, sejauh mana mereka mampu untuk menahan rasa lapar selama menjalankan ibadah puasa.

Selain memberikan apresiasi verbal, orang tua bisa menerapkan metode pembelajaran berpuasa kepada anak secara bertahap, misalnya mulai dari menahan lapar selama dua jam, kemudian naik tahap menjadi tiga jam, kemudian menjadi setengah hari, hingga akhirnya mampu berpuasa selama seharian.

Selama belajar berpuasa, imbuh Mulya, prinsip yang tetap harus dipegang oleh orang tua tetap yaitu pemenuhan atas kebutuhan nutrisi anak secara lengkap dan seimbang.

Sementara variasi pangan bisa menyesuaikan dengan ketersediaan di rumah. Untuk kebutuhan protein, sebagai contoh, anak bisa mengonsumsi sumber protein hewani tidak hanya dari daging melainkan juga dari telur.

Selain memberikan apresiasi verbal, orang tua juga perlu memerhatikan asupan gula yang dikonsumsi anak selama berpuasa. Hal ini guna mencegah risiko menderita penyakit diabetes. Apabila anak sudah didiagnosis mengalami gizi berlebih atau obesitas dan berisiko diabetes, Mulya menganjurkan untuk memperbanyak konsumsi sayur dan buah, terutama buah karena sudah menyimpan kandungan gula alami.

“Nggak usah diencerkan [menjadi jus buah]. Tapi biasanya harus konsultasi sama dokter endokrin khusus diabetes. Mereka [anak dengan diabetes] tetap boleh puasa dan melakukan aktivitas normal, kok, tapi tetap nanti ada obat yang harus diminum,” kata Mulya.

Selain itu, konsumsi susu secara berlebihan juga tidak dianjurkan pada anak diabetes. Namun sebaliknya, kata Mulya, asupan susu justru menjadi penting dan dibutuhkan bagi anak dengan gizi kurang dan susah makan untuk menambah berat badan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya