Lifestyle
Rabu, 26 Desember 2012 - 09:36 WIB

EPILEPSI: Beri Perhatian Khusus kepada Wanita Penderita Epilepsi

Redaksi Solopos.com  /  Tim Solopos  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Diah Kurnia M. (FOTO/Istimewa)

Diah Kurnia M. (FOTO/Istimewa)

Wanita penderita epilepsi memerlukan perhatian khusus, karena berkaitan dengan siklus menstrusasi, kehamilan, melahirkan, menyusui dan perencanaan kehamilan (KB).

Advertisement

Konsultan di bidang epilepsi, dr Diah Kurnia Mirawati SpS(K) mengatakan jika terkait menstruasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Beberapa hal tersebut adalah mencatat, apakah bangkitan terjadi atau bertambah di sekitar waktu menstruasi. Jika terjadi bangkitan supaya dilaporkan kepada dokter. “Dokter akan menambahkan obat yang diminum di sekitar waktu menstruasi,” imbuh Diah.

Selanjutnya, pada saat kehamilan, obat antiepilepsi (OAE) supaya tetap diminum. OAE tidak selalu menyebabkan kecacatan pada bayi. Namun, risiko mendapatkan bayi cacat memang lebih besar terjadi pada wanita dengan OAE. Saat hamil, supaya diberi asam folat 0,4 mg/hari.

Memasuki bulan terakhir kehamilan, dilakukan pemberian vitamin K. Wanita yang mengalami epilepsi boleh melahirkan normal (spontan). Meski demikian, si ibu harus melahirkan di rumah sakit. Selanjutnya, pemberian ulang vitamin K pada bayi diatur oleh dokter anak. “Sewaktu menyusui, ASI [air susu ibu] tetap diberikan dan diperhatikan apakah ada kesulitan minum atau efek mengantuk pada bayi,” lanjut Diah.

Advertisement

Jika ingin merencanakan kehamilan, wanita penderita epilepsi supaya mengonsultasikan dengan dokter saraf dan dokter kandungan. Ia menyarankan sebaiknya menggunakan kontrasepsi yang bukan hormonal, misalnya IUD, kondom dan kontrasepsi alami dengan sistem kalender.. Apabila terpaksa menggunakan kontrasepsi hormonal, lebih baik menggunakan suntik (depo provera).

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif