SOLOPOS.COM - Sejumlah fotografer membidikkan kamera kepada dua orang model. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Sejumlah fotografer membidikkan kamera kepada dua orang model. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Para mahasiswa menekuni hobi fotografi tak sebatas untuk bersenang-senang. Dengan kegemaran mereka ternyata bisa menghasilkan duit. Bahkan, ada mahasiswa yang bisa membiayai kuliah dari hasil jepretan kamera. Ruslan Jaelani, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMS, tak lagi minta uang ke orangtua untuk biaya kuliah sejak semester IV. Padahal biaya SPP-nya Rp1,3 juta-Rp3 juta per semester.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Usaha Alan, sapaan akrab Ruslan, cukup sederhana, yakni menjadi fotografer prewedding, wedding dan model. Hasil karya Alan mulai dilirik konsumen sejak menjual jasa fotografi pada momentum Jambore Onthel Nasional di Sragen.

“Awalnya hanya ikut pameran foto dengan tema sepeda onthel. Saat itu, saya dan teman-teman membuat studio sederhana untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk foto. Ternyata laku. Tak sedikit orang yang meminta foto saya. Sejak itu saya mulai memasarkan jasa fotografi,” ujarnya saat dijumpai Solopos.com, Selasa (5/3/2013), di UMS.

Alan memasang harga Rp1 juta-Rp2 juta untuk jasa prewedding dan wedding. Untuk jasa foto pribadi harganya cukup murah, hanya Rp100.000. Sedangkan untuk acara band atau jambore, Alan membanderol harga Rp300.000-Rp400.000. Dengan paket-paket yang disediakan itu, Alan bisa meraup keuntungan Rp500.000-Rp600.000/bulan.

Dalam waktu dekat, Alan segera membuka studio bernama Erje.“Kalau untuk biaya kuliah di bawah Rp1,5 juta, saya bisa mengandalkan usaha jasa fotografi. Tapi kalau di atas nilai itu, ya terpaksa mencari usaha lainnya, yakni sebagai suplyer sparepart mesin tekstil,” imbuhnya.

Hal senada juga dilakukan Akbar F Fahmi, mahasiswa FISIP UNS. Ia tak sendirian dalam merintis usaha jasa fotografi. Ia bersama enam orang teman satu angkatan membikin studio fotografi Solo Project yang beralamat di Jl Kutai Tengah No 9A, Perum Guru Sumber, Banjarsari, Solo.

Usaha itu dirintis mereka sejak masih kuliah D3 Ilmu Komunikasi di Institut Pertanian Bogor (IPB). Keenam mahasiswa ini memiliki komitmen bersama melanjutkan jenjang pendidikan S1 Ilmu Komunikasi di UNS.

“Kami disatukan dengan hobi yang sama, yakni suka fotografi. Kami sering hunting foto bersama dan bermain bersama. Akhirnya lahirlah ide untuk membikin studio. Hanya dengan modal dua kamera, kami nekat membuka studio dengan nama Solo Project ini. Ya, hasilnya cukup lumayan dan bisa membiayai kuliah,” paparnya.

Akbar membuat paket-paket khusus untuk prewedding, mulai dari harga Rp1 juta sampai Rp2,5 juta/paket. Sedangkan untuk pesta pernikahan dipasang harga Rp1,1 juta-Rp4 juta/paket. Selain melayani dua paket itu, Solo Project juga melayani foto pribadi dan company profile.

Selain jasa fotografi, Akbar juga mencari celah untuk mengikuti tender pengadaan barang di instansi pemerintah. “Keuntungannya biasanya kami bagi secara proporsional. Dari keuntungan itu, kami sering menyisakan uang untuk sekadar refresing. Nah, saat refresing itu, kami biasa hunting foto bersama,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya