SOLOPOS.COM - aulia

Kreasi Irene Bridal (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Aksen bordir saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Tidak hanya untuk aksen busana muslim. Variasi bordir kian beragam. Dari bordir sulam pita, bordir beludru, bordir sulam benang dan bordir krancang (berongga) khas Bukittinggi.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Bagaimana seandainya bordir diaplikasikan pada busana kerja? Wah, ditanggung makin bikin Anda tampil menarik. Teknik bordir pun bisa menjadi ciri khas produk suatu butik atau rumah busana. Seperti yang dilakukan Rumah Aulia, yang terletak di Jl Dr Radjiman 206 Solo. Aneka bordir di Rumah Aulia tidak hanya untuk kebaya, tapi juga aksen pada busana ready to wear, baik busana muslim atau baju kasual.

“Dulu bordir kesannya kuno atau untuk orang yang sudah tua. Pemakaiannya pun hanya untuk kebaya. Dari situ saya ingin mengubah image, kalau bordir bisa dipakai juga untuk ready to wear dengan memberi gradasi warna,” kata Irmawati, pemilik sekaligus perancang busana di Rumah Aulia.

Menurutnya, model bordir dulu menggunakan warna senada dan hanya digunakan pada tepi kain. Saat ini, aplikasi bordir lebih variatif. Bisa diletakkan di antara opnaisel (lipit-lipit), di bagian pinggang dan dada. “Bordir bunga dan payet juga bisa dipadukan pada busana two pieces yang diberi detail kain sifon dan dikerjakan secara unfinished di bagian tepi,” lanjut Irma yang juga staf pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ini.

Kreasi Rumah Aulia (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasteya)

Lewat teknik bordir krancang, bordir sulam pita, bordir sulam benang dan bordir renda, produk busana muslim di Rumah Aulia sudah bisa menembus pasar Qatar, Malaysia, Kuwait dan Hong Kong. “Untuk dalam negeri, kami punya pasar di luar Jawa, seperti Kalimantan dan Sumatra,” terang Irma. Ditambahkannya, awalnya dia bermain bordir pada bahan linen kemudian setahun berikutnya bordir diaplikasikan pada sutera Thailand, satin dan sifon.

Berbeda halnya dengan Rendy Hapsanto, perancang busana asal Solo yang juga pemilik Irene Bridal. Dia mengaplikasikan bordir pada gaun pesta dan gaun pengantin. “Bordir sulam benang saya aplikasikan pada gaun pengantin dan beberapa gaun pesta. Selain itu saya juga menggunakan bordir berongga dari bahan tulle yang diberi hiasan payet,” kata Rendy yang mengaku banyak menggunakan satin duches pada gaun pengantin.

Teknik bordir sulam benang menggunakan bordir komputer agar pengerjaannya lebih halus dan banyak. “Untuk bordir berongga, saya lebih suka mengolah kain polos baik itu satin duches maupun tulle dengan bantuan komputer atau manual karena lebih bebas berkreasi,” lanjutnya.

Menurutnya bordir bisa digunakan pada semua jenis bahan, baik sifon, satin maupun katun. Namun Rendy mengaku lebih suka menggunakan bordir sulam benang bentuk daun atau bunga yang diaplikasikan pada kain satin duches dan linen. Salah satunya aplikasi bordir sulam benang pada gaun pengantin berekor yang diberi aksen origami pada bagian depan.

Eri Maryana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya