SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Dalam khazanah Islam, bulan Rajab adalah bulan istimewa karena bulan ini merupakan awal mula dari masuk ke bulan Ramadhan.

“Bulan Rajab adalah masa-masa menanam, bulan Syakban adalah masa menyirami dan memupuk serta bulan Ramadhan adalah masa memanen,” kata ustaz Arwadi, pemateri kajian tetap Kitab Riyadhus Sholihin di Masjid Al Khoslan, Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, baru-baru ini.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Riyadhus Shalihin yang bermakna taman-taman orang saleh adalah nama salah satu kitab kumpulan hadis Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam (SAW), yang disusun oleh Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi atau lebih popular dengan sebutam Imam Nawawi.

Ustaz Arwadi menambahkan dalam Islam dikenal ada empat bulan yang dimuliakan (haram) Allah Subhanahu Wa ta’ala (SWT). Tiga bulan haram lainnya, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram.

Rasulullah Muhammad SAW menegaskan soal kemuliaan bulan Rajab itu, yakni “Bulan Rajab adalah bulan Allah SWT yang besar dan bulan kemuliaan. Di dalam bulan ini perang dengan orang kafir diharamkan. Rajab adalah bulan Allah SWT, Syakban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku”.

Bahkan, salah satu keistimewaan lainnya adalah terjadinya peristiwa Isra Miraj yang dialami Rasulullah juga terjadi pada bulan Rajab ini.

Isra Miraj adalah peristiwa penting dalam kenabian Nabi Muhammad SAW, yakni melakukan dua perjalanan penting dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem, yang dilanjutkan ke Sidratul Muntaha atau langit ketujuh, di mana rangkaian perjalanan Rasulullah tersebut hanya terjadi dalam satu malam.

Rajab adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Dalam sebagian hadis riwayat ad-Dailami disebutkan bahwa Rajab adalah bulannya Allah (syahrullah).

Nabi saat melihat hilal bulan Rajab beliau berdoa, “Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Syakban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan” (HR Ahmad, al-Muttaqi al-Hindi dan lainnya). Nabi juga memerintahkan salah seorang sahabatnya untuk berpuasa di bulan Rajab dan bulan mulia lainnya (HR Abu Daud, Ibnu Majah dan lainnya).

Pada bulan ini, umat Islam memiliki sunnah, yaitu melakukan puasa Rajab. Bulan Rajab dimulai sejak Kamis (3/2/2022). Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh lembaga Nahdlatul Ulama yang memantau Hilal untuk menentukan 1 Rajab 1443 Hijriah.

“Karena di seluruh Indonesia tinggi hilal adalah positif di atas dua derajat, maka pada saat matahari terbenam posisi hilal masih terletak di atas ufuk. Artinya, tinggi hilal di seluruh Indonesia secara keseluruhan sudah memenuhi kriteria imkanur rukyah [hilal mungkin teramati],” seperti dikutip dari laman nu.or.id.

Meskipun demikian, karena hilal tidak terlihat, maka Jumadal Akhirah digenapkan 30 hari sehingga awal Rajab jatuh pada Kamis (3/2/2022). Lalu, apa sebenarnya ketentuan, keutamaan, jadwal, dan niat dari puasa Rajab?

Adapun puasa Rajab hanya dilakukan beberapa hari saja. Tidak boleh selama satu bulan penuh. Sebagian sahabat Nabi, memakruhkan puasa Rajab selama satu bulan penuh karena dianggap menyerupai puasa bulan Ramadan.

Dari hadis yang ada, puasa pada bulan Rajab memiliki keutamaan bagi yang menjalankannya adalah pahala sebesar ibadah 900 tahun. Lalu, dalam hadis lain mengatakan satu hari puasa Rajab berarti sama halnya dengan 30 hari di bulan lainnya (kecuali Ramadhan).

“Satu hari berpuasa pada bulan haram [Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab], lebih utama dibanding berpuasa 30 hari pada bulan selainnya. Satu hari berpuasa pada bulan Ramadhan, lebih utama dibanding 30 hari berpuasa pada bulan haram.” Imam al-Ghazali dalam Ihya ‘Ulumiddin (juz 3, h. 431).

Di antara amalan yang sangat dianjurkan kala memasuki bulan Rajab selain melaksanakan puasa sunnah seperti yang dicontohkan Rasulullah, mengisi bulan mulia itu adalah membantu kepada sesama, terlebih di masa pandemi Covid-19 yang hingga bulan kedua 2022 ini belum kunjung usai.

Salah satunya berbagi itu adalah berinfak kepada mereka yang membutuhkannya, khususnya dhuafa maupun yatim.

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi menekankan pentingnya berbagi kepada sesama, khususnya di masa pandemi ini.

Ia menyebut dampak pandemi Covid-19 bagi kehidupan umat, tidak hanya pada aspek kesehatan, namun imbasnya secara berimplikasi pada kehidupan ekonomi, pendidikan dan aspek lainnya. “Pandemi bahkan bisa berdampak pada meningkatnya jumlah kemiskinan,” katanya dalam satu kesempatan.

Dicontohkannya, masyarakat yang bergantung dengan penghasilan harian dan tidak punya tabungan, maka kelompok ini harus diselamatkan dari jurang kemiskinan dan frustrasi sosial.

Untuk itulah, Wamenag menegaskan perlunya peran Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) yang dikelola secara terlembaga oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan Badan Wakaf Indonesia (BWI), di samping membantu darurat medis, juga diharapkan secara maksimal membantu rakyat kecil agar bisa memenuhi kebutuhan dasar dan menjaga daya beli yang tertekan akibat pandemi Covid-19.

Dalam konteks itu, program stimulus ekonomi serta Jaring Pengaman Sosial yang disiapkan pemerintah, memerlukan dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak, termasuk Baznas, LAZ dan BWI.

Untuk itu, Kemenag telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Menteri Agama Nomor 8 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembayaran dan Pendistribusian Zakat Sebagai Jaring Pengaman Sosial Dalam Kondisi Darurat Kesehatan Covid-19.

Dalam SE ini antara lain mengimbau Baznas dan LAZ agar memprioritaskan pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah yang dikelola secara langsung untuk meringankan beban hidup, menjamin kebutuhan pokok dan menjaga daya beli warga masyarakat lapisan bawah.



Di antaranya adalah rumah tangga miskin, pekerja harian di sektor informal, dan kaum ekonomi lemah lainnya yang termasuk kategori kelompok rentan dan mustahik zakat.

Memuliakan datangnya bulan Rajab untuk selanjutnya menyongsong hingga tibanya bulan Ramadhan nanti, kian bermakna dengan amalan yang juga untuk memuliakan manusia yang membutuhkan bantuan.

Di saat pandemi seperti ini, upaya itu menjadi suatu yang sama mulianya dengan kemuliaan bulan Rajab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya