Lifestyle
Rabu, 17 Mei 2023 - 23:06 WIB

Cara Tes Skrinning HIV, Bisa Deteksi Virus secara Cepat dan Akurat Loh!

Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemeriksaan sampel darah (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Epidemi penyakit Human Immunodeficiency Virus atau HIV berkorelasi dengan kenaikan kasus sifilis, ketahui cara tes skrinning untuk mendeteksi virus ini di dalam tubuh manusia. Simak ulasannya di info sehat kali ini.

HIV  adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang dapat melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi. Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi di mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Ketika seseorang sudah mengalami AIDS, tubuh tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang ditimbulkan.

Advertisement

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa masa epidemi HIV di Indonesia berkorelasi erat dengan naiknya kasus penyakit sifilis atau sebuah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri bernama Treponema Pallidum. “Epidemi HIV, khususnya di Indonesia sangat berkaitan dengan peningkatan kasus sifilis. Baik di populasi kunci maupun pada populasi umum,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi di Jakarta, dikutip dari Antara pada Rabu (17/5/2023).

Sebelum mengetahui cara tes skrinning HIV, ketahui terlebih dulu faktor risiko penularannya berikut ini :

Advertisement

Sebelum mengetahui cara tes skrinning HIV, ketahui terlebih dulu faktor risiko penularannya berikut ini :

– Melakukan hubungan seksual yang tidak aman (tidak menggunakan kondom), hubungan melalui anus, dan memiliki pasangan seksual lebih dari sekali.
– Melakukan hubungan seksual yang tidak aman dengan pasangan yang terinfeksi HIV.
– Memiliki penyakit infeksi menular seksual (sifilis, gonore, klamidia, keputihan) yang menyebabkan adanya luka pada genitalia.
– Penggunaan jarum suntik bersama oleh pengguna NAPZA
– Penggunaan alat tato / jarum yang tidak steril dan terpapar virus HIV dari pengguna sebelumnya.
– Menerima suntikan, transfusi darah, transplantasi jaringan, dan prosedur medis tidak steril atau tidak dilakukan oleh tenaga professional.
– Kehamilan dari ibu yang terinfeksi HIV, berpotensi menularkan kepada bayinya.
– Kecelakaan kerja pada tenaga medis, yaitu berisiko tertusuk jarum yang terpapar virus HIV.

Cara tes skrining untuk mengetahui antibodi terhadap virus HIV menggunakan sampel darah vena, dilakukan di laboratorium menggunakan metode rapid test.

Advertisement

1.  Tes antibodi (atau disebut juga immunoassay)

Pemeriksaan ini untuk mencari antibodi terhadap HIV dalam darah atau cairan mulut. Tes antibodi bisa mendeteksi antibodi mulai dari beberapa minggu setelah seseorang terinfeksi virus. Dokter bisa merekomendasikan tes ini untuk dilakukan di laboratorium. Secara umum, tes antibodi yang menggunakan darah dari vena dapat mendeteksi HIV lebih cepat, daripada tes yang dilakukan dengan darah dari stik jari atau dengan cairan oral.

2. Tes antigen

Tes antigen dilakukan untuk mencari antigen HIV, yang disebut p24, dalam darah. Ketika seseorang pertama kali terinfeksi HIV, dan sebelum tubuh memiliki kesempatan untuk membuat antibodi terhadap virus, darahnya akan memiliki tingkat p24 yang tinggi. Tes antigen p24 akurat bila dilakukan 11 hari sampai 1 bulan setelah terinfeksi. Pemeriksaan ini biasanya dikombinasikan dengan tes lain untuk mendiagnosis infeksi HIV.

3.  Tes antibodi

Cara tes skrinning HIV berikutnya deng tes antibodi. Tes ini memeriksa kadar antibodi HIV dan antigen p24. Pemeriksaan ini bisa mendeteksi virus secepat 3 minggu setelah terinfeksi.

Advertisement

4. Tes asam nukleat (NAT)

Tes ini mencari virus yang sebenarnya dalam darah. Pada tes ini, dokter akan mengambil darah dari pembuluh darah dan mengirim sampel ke laboratorium untuk pengujian. NAT bisa mengetahui apakah seseorang memiliki HIV atau berapa banyak virus yang ada dalam darah. Tes ini juga bisa mendeteksi HIV lebih cepat daripada jenis tes lainnya.

NAT bisa menjadi pilihan tes untuk orang yang baru saja terpapar, atau kemungkinan terpapar dan memiliki gejala awal HIV, dan yang dites negatif dengan tes antibodi atau antigen/antibodi.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif