SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Foto: Thinkstock)

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)

Jakarta (Solopos.com)–Orang yang pernah mengalami serangan jantung biasanya mengalami cedera otot dan penurunan fungsi jantung. Sebuah studi melakukan percobaan pengobatan pasca serangan jantung dengan menggunakan lemak intralipid. Hasilnya kerusakan lebih lanjut akibat serangan jantung bisa dicegah.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Intralipid adalah lemak esensial yang tidak bisa dibuat oleh tubuh manusia tapi didapatkan dari makanan seperti kedelai atau suplemen. Lemak ini diperlukan untuk pengaturan impuls saraf.

Lemak ini dapat meningkatkan sirkulasi darah ke otak dengan membersihkan lemak yang menumpuk sepanjang dinding sistem sirkulasi.

Biasanya intralipid digunakan sebagai nutrisi yang diberikan lewat pembuluh darah untuk mengatasi gejala overdosis dalam pembiusan lokal.

Tapi penemuan yang dilakukan Dr Siamak Rahman, profesor anestesiologi di David Geffen School of Medicine di UCLA menemukan bahwa intralipid tersebut juga dapat melindungi jantung pasien serangan jantung dari kerusakan.

Dikutip dari ScienceDaily, Senin (8/8/2011), selama ini pengobatan serangan jantung berfokus pada membatasi durasi periode iskemik, yaitu ketika aliran darah ke jaringan berkurang. Pengobatan kemudian dilakukan dengan cara membuka arteri untuk menormalkan kembali aliran darah koroner.

Namun cedera pada otot jantung dapat terjadi setelah oksigen dan nutrisi dalam aliran darah kembali kepada sel yang mengalami kekurangan. Fenomena tersebut dikenal sebagai cedera reperfusi.

Tapi studi baru yang dilakukan ini mengidentifikasi bagaimana Intralipid, dapat mencegah kerusakan jantung dan membantu mempertahankan fungsi jantung. Lemak tersebut digunakan ketika darah kembali mengalir ke jantung segera setelah serangan jantung.

Penelitian ini menunjukkan intralipid dapat membantu mempertahankan fungsi sel ketika tubuh stres. Penelitian ini memperkenalkan cara baru untuk mengurangi kerusakan otot jantung karena cedera reperfusi atau memperpanjang toleransi akibat organ yang kekurangan oksigen.

Temuan ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai terapi di masa depan sebab teknik ini tidak terbatas pada jantung saja. Para peneliti mengatakan bahwa metode ini dapat digunakan untuk setiap organ yang mengalami penyumbatan aliran darah atau digunakan pada organ untuk transplantasi.

(Detikcom/nad)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya