Solopos.com, SOLO-Sebuah narasi berbunyi berkumur pakai air panas dicampur garam bisa hilangkan virus corona. Hal itu disebut berdasarkan serangkaian penelitian yang dilakukan ilmuwan Jerman.
Benarkah berkumur air panas garam bisa hilangkan virus corona? Simak ulasannya di info sehat kali ini.
Narasi tentang manfaat berkumur pakai air panas dan garam itu beredar luas di sejumlah media sosial, termasuk pesan WhatsApp. Dalam narasi itu disebutkan jika semua orang mau beberapa kali mempraktikkan hal tersebut dalam sehari, maka virus corona bakal hilang.
Berikut ini bunyi narasi yang beredar :
Berikut ini bunyi narasi yang beredar :
“Akhirnya virus Corona hilang dengan Cara Pencegahan Jerman ini. Ilmuwan Jerman mengumumkan, setelah serangkaian penelitian, bahwa virus Corona tidak hanya berkembang biak di paru-paru seperti virus SARS pada tahun 2020, tetapi juga menyebar luas di tenggorokan selama minggu pertama infeksi.”
Baca Juga: Apakah Tes Covid-19 Saat Sakit Flu Maka Hasilnya Pasti Positif Corona?
Baca Juga: Omicron Merajalela, Kemana Varian-Varian Virus Corona Sebelumnya?
Narasi itu juga mengajak semua orang perlu berkumur dengan larutan garam agak panas beberapa kali sehari sehari terutama di pagi hari dan sebelum meninggalkan rumah dan setelah kembali ke rumah, agar tidak memungkinkan virus corona berkembang biak sama sekali. dalam periode awal yang sama. Bagaimana faktanya?
Mengutip laman covid19.go.id, Jumat (4/3/2022), setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Tidak ada pernyataan resmi dan valid bahwa berkumur dengan air garam panas dapat menghilangkan virus Covid-19. Selain itu, narasi pesan Whatsapp tersebut tidak menyebutkan secara spesifik nama ilmuwan Jerman yang memberikan klaim dan tidak ada berita atau penelitian dari Jerman yang menginformasikan hal tersebut.
Baca Juga: Telinga Berdenging Salah Satu Gejala Covid-19? Ini Penjelasannya
Dengan demikian, narasi pada pesan Whatsapp yang menginformasikan bahwa ilmuwan Jerman menyebutkan berkumur dengan air garam panas dapat menghilangkan virus Covid-19 tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.