Newswire Damar Sri Prakoso | Solopos.com
Seorang dokter gigi tanpa gelar, Aryo Miftah, biasa dipanggil Dokter Aryo, sudah membuka ruang praktik di depan rumahnya sejak pukul 07.00 pagi. Dia mengambil beberapa gigi palsu, yang terpasang dalam cetakan plester dari wadah kaca, lalu menaruhnya di atas meja bersama beberapa peralatan yang telah disusun rapi. Dia mengenakan kemeja kotak-kotak tanpa kerah, dirapatkan pada lehernya dengan sebuah kancing keemasan, dan celana yang ditarik dengan tali sandang elastis. Dia terlihat kaku dan tirus, dengan tatapan mata yang serba awas dan waspada, tetapi pendengarannya agak tuli dan terbatas.