Lifestyle
Selasa, 7 April 2015 - 15:10 WIB

DEMAM BATU AKIK : Akik Ijo Ohen diyakini Lebih Mahal dari Batu Bacan

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Batu Akik Ijo Ohen (JIBI/Detik/Dok.)

Demam batu akik masih menjangkiti publik tanah air. Setelah ramai batu Bacan, kini batu akik Ijo Ohen menjadi buah bibir.

Solopos.com, JAKARTA – Batu akik Garut Ijo Ohen seolah menjadi nama legendaris di kalangan pecinta batu mulia. Batu ini diyakini sudah jarang ditemui.

Advertisement

Dilansir Detik, Selasa (7/4/2015), akik Ijo Ohen diyakini tak banyak jumlahnya. Batu ini legendaris, tambangnya yakni lokasi penemuannya di areal persawahan milik Aki Ohen sudah tak ada lagi bongkahan.

Batu ini tinggal sisa satu bongkahan yang belum diolah. Bongkahan ini milik Asep Kuswara, yang dia dapatkan langsung dari keluarga Aki Ohen.

Advertisement

Batu ini tinggal sisa satu bongkahan yang belum diolah. Bongkahan ini milik Asep Kuswara, yang dia dapatkan langsung dari keluarga Aki Ohen.

“Batu ini saya simpan, saya koleksi,” jelas Asep yang kini membuka usaha akik Kencana di Jl Sudirman, Garut saat ditemui akhir pekan lalu.

Asep yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia akik Garut ini dahulu memang kerap bolak balik ke Bungbulang daerah tempat Aki Ohen, kini masuk Kecamatan Caringin.

Advertisement

Asep dahulu juga mendengar soal cerita batu Ijo Ohen. Dia pun menyambangi keluarga Ki Ohen yang hidup sederhana. Hubungan baiknya dengan keluarga itu membuatnya bisa mendapatkan bongkahan.

“Lihat saja batunya, ini beda dengan batu Garut yang lain. Kalau Anda biasa main di batu, pasti tahu apa keistimewaan Ijo Ohen. Coba lihat kulit kapurnya saja halus, ini karena dia selalu terkena air sawah,” imbuhnya.

Batu akik ini dikenal sebagai batu hijau Garut kelas super. Batu ini dinamakan batu Ohen karena yang menemukannya Aki Ohen, seorang petani warga Bungbulang, Garut.

Advertisement

Asep menjelaskan kalau batu hijau itu ditemukan secara tak sengaja oleh Aki Ohen di sawahnya. “Jadi saat itu, sekitar tahun 70-an, Ki Ohen sedang di sawah. Saat sedang mencangkul dia menemukan batu berwarna hijau dan menyala,” jelas Asep.

Di Garut saat itu di kawasan Bungbulang memang tengah mulai bergeliat upaya pencarian akik. Penemuan batu oleh Ki Ohen itu pun kemudian menjadi buah bibir, batu itu berbeda dengan yang lainnya.

Bongkahan batu yang cukup besar itu disimpan Ohen di rumahnya. Hingga suatu hari masih di era 1970-an itu, seorang kolektor asal Bogor datang ke rumahnya dan membeli batu seharga Rp1,5 juta.

Advertisement

“Dari kisah Aki Ohen itu kemudian para pencari batu semakin ramai,” imbuh Asep.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif