SOLOPOS.COM - Ilustrasi meminta maaf saat Lebaran. (Freepik.com)
Solopos.com, SOLO – Baju baru menjadi salah satu tradisi Lebaran yang hingga saat ini terus dilestarikan ketika Hari Raya Idulfitri tiba. Nah, kira-kira apa ya alasannya Lebaran harus memakai baju baru?
Bukan hanya ketupat, lontong opor, dan bermaaf-maafan, Lebaran juga identik dengan mengenakan baju baru. Bahkan, ada yang menyebut kurang afdal jika Lebaran tak mengenaka pakaian baru.
Hal ini sudah menjadi tradisi di masyarakat. Tak ayal, menjelang Hari Raya Idulfitri pusat perbelanjaan ramai pengunjung yang ingin berbelanja baju baru.
Tetapi, kenapa sih baju baru identik dengan Lebaran?
Mengutip laman resmi Nahdlatul Ulama (NU online), ternyata usut punya usut, pemakaian baju baru di Lebaran dianjurkan dalam Islam. Dalam sebuah hadis disebutkan Rasullulah SAW menganjurkan umat muslim untuk mengenakan pakaian terbaiknya di Lebaran.
“Diriwayatkan dari Al-Hasan bin Ali RA, ia berkata, ‘Rasulullah SAW telah memerintahkan kami pada dua hari raya agar memakai pakaian terbaik yang kami temukan.” (HR Al-Baihaqi dan Al-Hakim).
Kemudian, ada pula hadis yang menceritakan sahabat Ibnu Umar RA soal kenapa umat muslim memakai baju baru saat Lebaran tiba. “Diriwayatkan dari Nafi’ bahwa Ibnu Umar RA memakai baju terbaiknya di dua hari raya.” (HR Al-Baihaqi dan Ibnu Abid Dunya dengan sanad shahih).
Baju terbaik di sini dimaksudkan sebagai baju baru. Sebagaimana dijelaskan pakar fiqih Maliki Syekh Ahmad bin Ghunaim An-Nafawi. “Yang dimaksud dengan ‘baju baik’ (yang disunahkan) dalam hari raya adalah baju baru, meskipun berwarna hitam.” (Ahmad bin Ghunaim An-Nafawi, Al-Fawakihud Dawani).
Selain itu, mengenakan baju baru saat Lebaran juga mempunyai makna tersendiri bagi umat muslim. Pertama, sebagai wujud syukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan. Kedua untuk mengagungkan hari raya. Ketiga, untuk mengagungkan malaikat yang hadir di sekeliling manusia pada hari raya.
Nah, sudah tahu kan alasan kenapa Hari Raya Idulfitri identik dengan baju baru?