Solopos.com, JAKARTA — Simbol jempol kejepit jari telunjuk dan jari tengah kerap dianggap memiliki konotasi negatif alias porno.
Meski terkesan porno, simbol jempol kejepit muncul di meriam Si Jagur Museum Fatahila Jakarta.
Diminta Cari Alamat Jin Waduk Lalung Karanganyar, Polisi Bingung
Simbol unik di meriam tersebut membuat penasaran siapa pun yang melihatnya. Bukan berarti porno, simbol jempol kejepit di meriam si Jagur ternyata memiliki makna yang berbeda.
Simbol unik di meriam tersebut membuat penasaran siapa pun yang melihatnya. Bukan berarti porno, simbol jempol kejepit di meriam si Jagur ternyata memiliki makna yang berbeda.
Mitosnya, apabila perempuan menyentuh simbol jempot kejepit di meriam itu, kehamilan akan segera mendatangi perempuan tersebut.
WHO Tetapkan Virus Corona Pandemi Global, Apa Maknanya?
Viral Mobil Goyang Haluoleo, Oknum Dokter & Perawat Kepergok Indehoi
Hingga saat ini, masyarakat masih percaya bahwa meriam tersebut mampu mengabulkan permintaan sepasang suami istri untuk segera dikarunai momongan.
Sementara itu, pensiunan pemandu Museum Sejarah Jakarta Akum Suhanda mengatakan simbol jempol kejepit di meriam si Jagur memiliki arti wanita yang memakai gelang mutiara di pergelanggannya.
Ultah ke-77, Wapres Ma’ruf Amin Dapat Kado Spesial dari UNS Solo
“Itu bahasa Portugisnya mano in fica, maksudnya lambang kepercayaan dan kesuburan, dan juga untuk mengejek orang Belanda yang saat itu menjadi musuh besar Portugis,” papar Akum sebagaimana diinformasikan Detik.com, Kamis (11/7/2013) silam.
Penjualan Properti Level Menengah ke Atas di Semarang Meningkat
Selain kepercayaan cepat punya keturunan, meriam si Jagur juga dianggap suci oleh masyarakat tertuntu karena bisa segera mendapatkan jodoh.
Dari penelusuran Solopos.com, mono in fica berarti simbol senggama kuno yang berasal dari Italia. Hal tersebut disampaikan oleh Adolf Heuken, SJ di buku berjudul Tempat-tempat Bersejarah di Jakarta.
Gamers Wajib Baca, Kecanduan Main Game Ganggu Mentalmu
Sebagai informasi, meriam si Jagur memiliki berat 3,5 ton dan dibuat pada 1641 silam. Meriam tersebut digunakan Portugis untuk mempertahankan bentengnya di Malaka.