Lifestyle
Sabtu, 9 September 2023 - 12:58 WIB

Diperingati 9 September 2023, Ini Sejarah dari Hari Olahraga Nasional

Nugroho Meidinata  /  Aghniya Fitrisna Damartiasari  /  Nugroho Meidinata  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktif berolahraga. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Diperingati pada hari ini Sabtu (9/9/2023), masyarakat penasaran dengan sejarah Hari Olahraga Nasional atau biasa dikenal dengan Haornas.

Pada Haornas tahun ini, pemerintah melalui Kemenpora mengambil tema Gelanggang Semangat Pemenang. Tema ini dipilih karena dari gelanggang ke gelanggang, pemuda Indonesia siap untuk mengobarkan semangat pemenang di dalam seluruh jiwa raga masyarakat Indonesia.

Advertisement

Berdasarkan informasi di Buku Panduan Haornas Tahun 2023 yang diterbitkan Kemenpora, puncak Haornas 2023 berpusat di GOR Velodrome, Rawangmangu, Jakarta Timur. Acara puncak tersebut bakal diisi dengan puacara yang digelar pada pukul 19.30 WIB dengan pembina upacara Presiden RI.

Terkait dengan perayaan Haornas ini, masyarakat juga penasaran dengan cerita sejarah adanya Hari Olahraga Nasional yang diperingati pada 9 September 2023.

Mengutip laman Dispora.sumutprov.go.id, ternyata Haornas berawal dari sebuah acara Pekan Olahraga Nasional (PON) yang kali pertama digelar di Kota Solo, Jawa Tengah, pada 9-12 September 1948.

Advertisement

Di balik terselenggaranya Pekan Olahraga Nasional tersebut, terdapat berbagai fakta yang menarik untuk diketahui. PON yang digelar, para atlet yang berasal dari Indonesia belum berkesempatan bergabung dalam kompetisi olahraga dunia, yakni Olimpiade XIV di London, Inggris.

Bukan karena tak memiliki kemampuan yang mumpuni, para atlet tak bisa bergabung di olimpiade karena kala itu kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia belum sepenuhnya mendapatkan pengakuan dunia. Selain itu, paspor Indonesia juga belum diakui oleh Pemerintah Inggris.

Dalam cerita sejarah Hari Olahraga Nasional (Haornas) ini juga disebutkan Kota Solo dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan PON yang pertama karena pada masa itu mayoritas pengurus PORI berkedudukan di Solo. Sedangkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX didaulat menjadi ketua penyelenggara PON didampingi oleh Soejohamidjojo yang menjadi ketua pelaksana kegiatan.

Advertisement

Sehari sebelum dimulainya PON, yakni pada 8 September 1948, pembukaan dilakukan di halaman Istana Negara Yogyakarta atau Gedung Agung dihadiri oleh sederet tokoh penting, seperti Presiden Soekarno, Ibu Fatmawati, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Sri Paku Alam VIII, serta pejabat lainnya.

Usai pembukaan digelar, para atlet, pendukung dan para pemuda berangkat bersama-sama menuju ke kota Solo. Di sepanjang jalan, mereka menggaungkan kata semangat yakni “Hidup PON”. Sesampainya di kota Solo, bendera PON langsung dikibarkan ke arena pertandingan, yakni Stadion Sriwedari.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif