Lifestyle
Minggu, 16 April 2023 - 23:14 WIB

Dokter: Rokok Elektrik Berisiko Lebih Rendah Dibandingkan Rokok Tembakau

Newswire  /  Akhmad Ludiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rokok elektrik. (Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA-Produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan, kantong nikotin, dan rokok elektrik memiliki profil risiko yang lebih rendah dibandingkan rokok.

Hal tersebut dikatakan dokter spesialis paru, dr Yahya Sp.P, yang mengatakan bahwa produk tembakau alternatif berbeda dengan rokok konvensional karena hanya menghasilkan uap air atau aerosol.

Advertisement

“Hal ini dikarenakan produk tersebut menerapkan sistem pemanasan pada suhu yang terkontrol, bukan melalui proses pembakaran dan tidak menimbulkan asap seperti pada rokok,” kata Yahya dalam siaran pers, pada Minggu (16/4/2023).

Oleh karena itu produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, kantong nikotin, dan rokok elektrik memiliki profil risiko yang lebih rendah dibandingkan rokok.

Advertisement

Oleh karena itu produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, kantong nikotin, dan rokok elektrik memiliki profil risiko yang lebih rendah dibandingkan rokok.

Produk ini dapat digunakan bagi perokok dewasa sebagai pilihan untuk beralih dari kebiasaannya.

“Karena dia hanya berisi uap air dan beberapa essens, dan kedua tidak menyebabkan gigi kuning. Ketiga tidak menyebabkan orang sekitarnya (jadi) perokok pasif,” kata dia.

Advertisement

Lebih lanjut, Yahya mengatakan nikotin bersifat adiktif atau dapat menyebabkan ketergantungan, namun nikotin bukan penyebab utama penyakit berbahaya terkait kebiasaan merokok.

Pandangan tersebut diperkuat penjelasan dari Cancer Research UK, organisasi penelitian kanker independen dari Inggris. Berdasarkan laman resminya, nikotin bukan pemicu utama berbagai penyakit berbahaya terkait kebiasaan merokok seperti kanker. Pemicu utama dari penyakit berbahaya itu adalah TAR, senyawa yang timbul dari proses pembakaran pada rokok.

Mengacu National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker paru, emfisema, atau masalah paru-paru lainnya. Dari sekitar 7.000 bahan kimia yang ada di dalam asap rokok, 2.000 di antaranya terdapat pada TAR.

Advertisement

Ahli Toksikologi dan Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (UNAIR), dr. Shoim Hidayat, menambahkan nikotin selama ini dianggap sebagai sumber masalah kesehatan pada rokok ketimbang TAR. Padahal, faktanya TAR yang merupakan penyebab timbulnya berbagai penyakit yang berkaitan dengan aktivitas merokok.

“Jadi, nikotin sama sekali bukan karsinogen. Bahan-bahan karsinogen adanya di dalam TAR,” ujarnya.

Sebagai langkah antisipatif, Shoim menyarankan perokok dewasa untuk berhenti merokok agar mengurangi paparan TAR. Jika sulit, perokok dewasa dapat beralih ke produk tembakau alternatif.

Advertisement

Produk ini menerapkan sistem pemanasan sehingga menghasilkan uap air (aerosol). Oleh karena itu, profil risikonya jauh lebih rendah daripada rokok.

“Potensi untuk terjadinya penyakit akibat bahan kimia sangat ditentukan oleh kadarnya. Kalau sangat besar maka berpotensi menimbulkan penyakit. Jadi, kalau yang masuk itu kecil, ya potensinya kecil,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif