SOLOPOS.COM - Cacar monyet atau monkeypox. (Bisnis/Istimewa)

Solopos.com, SOLO-Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RSUI, dr. Anindia Larasati, Sp.PD., mengatakan vaksin untuk cacar monyet yakni JYNNEOS (Imvamune/Imvanex) diberikan setelah seseorang terpapar penyakit. Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Dikutip dari siaran pers RSUI dan Antara, Rabu (24/8/2022), menjelaskan cacar monyet atau monkeypox disebabkan virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis). Virus dapat ditularkan ke manusia ketika ada kontak langsung dengan hewan terinfeksi (gigitan atau cakaran) atau pasien yang terkonfirmasi monkeypox.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Pedoman terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengingatkan orang-orang harus sangat berhati-hati menghindari penyebaran virus ke anggota rumah tangga mereka termasuk hewan peliharaan.

Baca Juga: Catat! Ini Beda Ruam Cacar Monyet dan Cacar Air

Terkait vaksin cacar monyet, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan vaksin tidak 100 persen efektif dalam keadaan apa pun. Orang-orang dapat menurunkan risiko terpapar virus antara lain dengan membatasi kontak dekat dengan orang yang diduga atau dikonfirmasi cacar monyet, atau dengan hewan yang dapat terinfeksi. Langkah berikutnya, rutin membersihkan dan mendisinfeksi lingkungan yang bisa saja terkontaminasi virus dari seseorang yang menularkan.

Orang-orang yang terkonfirmasi cacar monyet, harus mengisolasi diri dari orang lain sampai semua lapisan kulit baru (setelah lesi muncul) terbentuk karena ini akan menghentikan Anda dari menularkan virus ke orang lain.

Kemudian, hingga pakar kesehatan lebih banyak memahami tentang penularan virus melalui cairan seksual, sebaiknya gunakan kondom sebagai tindakan pencegahan saat melakukan kontak seksual selama 12 pekan setelah pulih.

Baca Juga: Ini Perbedaan Tes PCR untuk Cacar Monyet dan Covid-19

Mengutip ABC News, secara global lebih dari 38.000 kasus cacar monyet telah dikonfirmasi, termasuk lebih dari 13.500 kasus di Amerika Serikat, menurut CDC. Sebagian besar kasus yang telah terdeteksi pada gay dan biseksual. Namun, pejabat kesehatan menekankan siapapun dapat tertular virus.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa kebijakan vaksinasi cacar monyet (monkeypox) tidak diberlakukan menyeluruh kepada seluruh masyarakat seperti vaksinasi Covid-19.

“Ini karena lebih segmennya khusus kita keep untuk diberikan ke yang mungkin lebih memiliki kans kena lebih besar, terutama yang imunitasnya rendah,” kata Menkes dalam keterangan pers seusai mengikuti Rapat Kabinet Terbatas terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Terlebih lagi Menkes mengingatkan kembali bahwa penularan cacar monyet jauh lebih susah dibandingkan Covid-19.

Baca Juga: RS Kariadi Semarang Siapkan 100 Bed untuk Pasien Cacar Monyet di Jateng

Menkes menjelaskan bahwa penularan cacar monyet hanya melalui kontak fisik dengan cairan dari bintik-bintik cacar seseorang yang sudah mengidap dan tidak melalui droplet laiknya Covid-19. “Dia juga hanya bisa menular ketika [pengidap] secara fisik sudah kelihatan bintik-bintik cacarnya dan cairannya. Kalau Covid-19 kan masih sehat pun bisa menular jadi lebih berbahaya,” katanya.

Oleh karena itu vaksinasi hanya akan diberikan kepada orang-orang dengan imunitas yang sudah dipastikan rendah. “Karena itu tadi, menularnya susah sekali, ini jauh lebih susah dibandingkan Covid-19, jadi enggak worth it untuk semua orang dikasih vaksin cacar monyet,” kata Budi.

Menkes menjelaskan pemerintah sudah membeli vaksin cacar monyet yang disiapkan bagi para penderita serta kalangan dengan imunitas yang rendah.

“Sekarang vaksinnya sudah kita beli, sekarang sedang on the way datang. Obat-obatannya kita sudah terima, antivirus biasa,” ujarnya.

Di sisi lain, Menkes juga mengingatkan bagi mereka yang sebelumnya sudah menerima vaksin cacar/smallpox di masa lalu masih bisa terproteksi dari penyakit ini. Ia mencontohkan dirinya sendiri dan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang juga hadir dalam keterangan pers selepas rapat, sebagai golongan yang disebutnya masih terproteksi.

Baca Juga: Menkes: Kelompok Usia Kelahiran di Bawah 1980 Tahan Virus Monkeypox, Kok Bisa?

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sejak 23 Juli 2022 telah menetapkan cacar monyet sebagai penyakit yang dapat menjadi darurat kesehatan global.

Kementerian Kesehatan pada Sabtu (20/8/2022) mengumumkan temuan kasus pertama terkonfirmasi cacar monyet di Indonesia pada seorang pasien laki-laki berusia 27 tahun, yang sebelumnya mengalami keluhan kesehatan beberapa hari setelah kembali dari perjalanan wisata ke beberapa negara di Eropa Barat pada 8 Agustus 2002.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya