SOLOPOS.COM - Inna Ria Nuraini

Inna Ria Nuraini (FOTO: Istimewa)

Butuh pengorbanan untuk bisa menembus seleksi pemilihan para duta wisata daerah. Setidaknya itulah yang dirasakan oleh Inna Ria Nurani yang baru saja terpilih menjadi Juara Favorit Pemilihan Mas-Mbak Sukoharjo 2012, Selasa (3/7) lalu. Inna bukan hanya harus membagi konsentrasinya dalam kuliah tapi juga pekerjaannya.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Demi mengikuti proses seleksi dan pembekalan menuju grand final kontes duta wisata Sukoharjo itu, Inna rela menolak job yang sebenarnya bisa mendatangkan uang. “Waktu itu ada tawaran untuk sebuah fashion show di Semarang tapi pas saya lagi pembekalan. Jadi terpaksa saya tolak,” katanya, Rabu (11/7).

Mahasiswi Ilmu Hukum UMS semester IV ini aslinya memang berprofesi sebagai model. Profesi ini sudah dijalani jauh hari sebelum dia punya niat untuk ikut dalam pemilihan tersebut. Saat masih duduk di Kelas III SMAN 3 Sukoharjo, dia sudah meniti karier profesionalnya dengan bergabung bersama RS Model Solo.

Dunia model inilah yang kemudian membuatnya tertarik untuk ikut serta menjadi duta wisata daerah. Meskipun secara resmi dua hal ini tidak ada hubungannya, Inna merasa keberhasilannya menjadi finalis tidak lepas dari kemampuan modelingnya. “Paling tidak kami sudah terbiasa bersikap, apalagi di pemilihan juga ada sesi catwalk. Jadi saya sudah terbiasa. Tapi sebenarnya model hanya hobi bagi saya. Kan saya kuliah di Hukum,” ujar gadis asli Sukoharjo Kota ini.

Namun dia mengakui aktivitasnya sebagai salah satu duta wisata daerah sangat berbeda dengan dunianya sebagai model. Bersama para finalis lainnya, kini Inna mulai disibukkan dengan berbagai agenda kampanye di Sukoharjo. Misalnya kini dia terlibat dalam kampanye antinarkoba bersama BNK Sukoharjo, promosi jamu asli Sukoharjo dan event organizer yang mengelola promosi Sukoharjo.

Inna mengakui kerja-kerja seperti inilah yang membuatnya tertarik untuk mengikuti seleksi Mas-Mbak Sukoharjo meskipun merasa sulit membagi waktu kuliahnya. Setidaknya ini bisa jadi jalan alternatif setelah kegagalannya masuk dalam seleksi Putri Indonesia tahun lalu. “Karena saat itu saya kurang tinggi, minimal harus 168 cm tapi saya cuma 165 cm,” aku Inna.

Lain halnya dengan Hana Deviyanova yang baru saja mengikuti seleksi Putra-Putri Lawu 2012. Hana memang mencoba menjadikan event ini sebagai pintu untuk meniti kariernya di dunia model dan wisata. “Saya memang ingin jadi model dan pramugari,” katanya, Kamis (12/7) lalu.

Seperti halnya Inna, Hana selama ini juga telah berprofesi sebagai model. Kariernya sebagai model dirintis sejak delapan bulan lalu dengan masuk ke sekolah dan agensi model di Solo. Selama ini, gadis yang masih duduk di Kelas XII SMAN Kebakkramat, Karanganyar ini terbiasa beraksi di catwalk fashion show. Hal ini ternyata bisa jadi modal saat seleksi Putra-Putri Lawu dan mengantarkannya lolos sebagai finalis.

“Di sana [seleksi Putra-Putri Lawu] ada sesi koreografi, yang seperti itu kan sering saat ada event atau job. Jadi dunia model juga bisa jadi modal,” tuturnya.

Saat seleksi, Hana mengaku tinggal mempersiapkan mental dan pengetahuannya tentang pariwisata Karanganyar. Bagi dia, ini menjadi tantangan besar karena harus belajar banyak tentang seluk-beluk potensi daerahnya sendiri. Dalam hal ini, dia juga dapat keuntungan dari pergaulannya di dunia model. Kebetulan beberapa rekannya sesama model juga punya pengalaman mengikuti seleksi serupa di daerah lain. “Saya sering tanya-tanya dari mbak-mbak sesama model yang pernah ikut di Sukoharjo. Biasanya pola materi yang diujikan hampir sama.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya