SOLOPOS.COM - Pakaian rajut masa kini. Model: Januarieta Syahdizar (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S)
Pakaian rajut masa kini. Model: Januarieta Syahdizar (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S)
Rajut alias knit, kini kembali populer. Pakaian klasik yang biasa menjadi penghangat tubuh itu, kini berkembang menjadi berbagai item fashion.
Knit populer di Eropa sejak abad ke-19. Seorang perancang busana terkenal asal Prancis, Coco Chanels pertama kali memperkenalkan jersey yang menjadi cikal bakal berkembangnya rajut pada 1916.
Sejak saat itu, mulai banyak desainer yang memperkenalkan pintalan benang wol yang dirajut menjadi berbagai busana. Awalnya rajut memang identik dengan sweater dan scarf yang biasa dibuat para lansia dan digunakan di tempat-tempat berudara dingin atau saat musim dingin.
Rajut atau knit yang kini populer di kalangan fashionista, biasanya tampil transparan atau see-thru. Pakaian dengan sentuhan rajutan yang membentuk pola-pola bunga ini dahulu sering disebut pakaian taplak meja.
“Kalau orang bilang rajut itu pakaian taplak meja. Karena bentuknya seperti taplak meja rajutan,” ujar M. Noventina, pemilik Mimooi Boutique, kepada Harian Jogja, Selasa (26/6).
Venti, sapaan akrab Noventina, mengatakan rajut kini dikembangkan menjadi berbagai model. Model-model baju rajut yang unik mulai diaplikasikan pada rok, dress, poncho dan lain-lain.
Seperti dua gaya busana rajut yang ditampilkan Januarieta Syahdizar, 19, atau yang biasa disapa Dhija dengan balutan warna putih yang klasik dan modis. Pakaian easy fun poncho yang ditampilkan calon mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta ini terlihat menarik dan simple dengan paduan hotpants jeans rebel.
Poncho biasa dipakai masyarakat tradisional Meksiko sebagai baju hangat luar. “Yang dipakai ini poncho. Poncho biasanya di mix dan match dengan skirt, pants atau hotpants,” ujar Venti.
Mimooi Boutique yang beralamat di Jalan Affandi (Gejayan) CT X No. 26 ini masih memiliki aneka koleksi knit menarik.