Lifestyle
Minggu, 19 Oktober 2014 - 19:20 WIB

Gua Maria di Lereng Merbabu

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gua Maria Pereng yang terletak di Dusun Jampelan, Desa Getasan, Kecamatan Getasan, Semarang. (JIBI/Harian Jogja/Wisnu Wardhana)

Harianjogja.com, JOGJA-Mei dan Oktober bagi umat Katolik merupakan bulan yang istimewa karena pada bulan tersebut dikatakan sebagai bulan Maria. Biasanya umat Katolik akan melakukan ziarah ke Gua Maria. Di Jawa Tengah, tepatnya di Salatiga ada satu Gua Maria yang saat ini ramai dikunjungi umat Katolik. Gua Maria apa itu?

Nama Gua Maria tersebut adalah Gua Maria Pereng yang terletak di utara lereng Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Dinamakan pereng atau tanah miring karena lokasinya memang berada di tanah yang berbukit.

Advertisement

Untuk mencapai lokasi ini cukup mudah. Kalau dari arah Salatiga, cari jalan yang menuju ke tempat wisata Umbul Sanga, Kopeng. Lokasi Gua Maria ini berada di Dusun Jampelan, Desa Getasan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Jaraknya sekitar 10 kilometer dari Kota Salatiga. Dalam status yurisdiksi parokial, tempat ziarah ini masuk wilayah Stasi St Yusuf Getasan, Paroki St Paulus Miki Salatiga. Lokasinya pun sangat dekat dengan Gereja St Yusuf Getasan.

Menurut cerita, berdirinya Gua Maria ini tidak bisa lepas dari inisiatif dan kemurahan hati seorang umat di Jogja, namanya Soeryono. Pada 20 Februari 2009, Soeryono menghibahkan tanah seluas 4.637 meter persegi kepada Gereja Katolik. Ia bercita-cita tanah itu bisa dimanfaatkan untuk pengembangan iman umat di wilayah itu. Pikirnya, tempat itu sangat cocok untuk doa dan meditasi.

Gayung pun bersambut. Impian Soeryono ditanggapi umat setempat dengan antusias. Umat gotong-royong menggarap lahan hibah tersebut. Gerakan ini membuahkan hasil. Mereka mengumpulkan uang, dan pelan-pelan membeli tanah di sekitarnya sehingga luasnya bertambah, menjadi 7.411 meter persegi. Bahkan, umat di sekitar lokasi tergerak menghibahkan sebagian tanah mereka untuk membuka akses jalan masuk dari Gereja St Yusuf.

Advertisement

Selain sebagai tempat berdoa yang tenang dan sejuk. Kelebihan lain di tempat ini adalah belik atau mata air yang tidak pernah kering. Bahkan air belik ini sangat dingin.

“Airnya sangat dingin,” kata Hesti, pengunjung dari Solo.

Keberadaan belik ini juga menjadi titik tolak kesadaran imam. Fenomena belik yang tak pernah asat ini menggambarkan Yesus Sang Air Hidup yang tak pernah kering, yang selalu ditimba manusia melalui perantaraan Bunda-Nya.

Advertisement

Pada 16 Juli 2011, Kepala Paroki meresmikan pembentukan Panitia Pembangunan Gua Maria. Segera panitia mengambil langkah pertama. Mereka mengumpulkan dana di antara anggota panitia secara sukarela. Pada 25 Agustus 2011, Panitia Pembangunan memutuskan nama tempat itu Taman Doa Gua Maria Pereng. Lalu, pada 30 Oktober 2011, dilaksanakan peletakan batu pertama, bertepatan dengan Bulan Rosario. Tanggal itu pun disepakati sebagai hari lahirnya Taman Doa Gua Maria Pereng. Selain peletakan batu pertama, dilangsungkan juga rangkaian acara Jalan Sehat, Pertunjukan Barongsay, dan Pergelaran Wayang Kulit.

Puncak perayaan syukur umat adalah peresmian Taman Doa Goa Maria Pereng dengan dilakukan pemberkatan dalam Ekaristi yang dipimpin Uskup Agung Semarang Mgr Johannes Maria Trilaksyanta Pujasumarta. Saat ini, Taman Doa Goa Maria Pereng Getasan sudah bisa menjadi tujuan ziarah bagi umat Katolik dari mana pun.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif