Lifestyle
Senin, 21 April 2014 - 14:41 WIB

Habis Cabe-Cabean Terbitlah Terong-Terongan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Terong (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Jika Cabe-cabean merujuk pada seorang remaja perempuan yang punya tabiat mirip laki-laki maka sebaliknya, terong-terongan adalah remaja laki-laki alay yang punya perilaku beresiko. Fenomena ini dikenal sejak pertengahan 2013 silam “menemani” popularitas cabe cabean.

Terong-terongan mungkin tak semenarik cabe-cabean, tapi fenomena ini nyatanya cukup populer di kalangan muda. Sebagaimana dihimpun Solopos.com, Jumat (18/4/2014), istilah terong-terongan dalam Kamus Slang seperti dikutip dari kamusslang.com, adalah “istilah cabe-cabean untuk remaja laki-laki dan itu tertuju pada remaja laki-laki yang tergolong alay atau jamet yang sangat mengganggu sekali.”

Advertisement

Alay ini dijelaskan sebagai perilaku yang sedikit berlebihan, terutama dalam hal berekspresi dan berpenampilan. Nyaris sama dengan cabe-cabean, terong-terongan bercirikan 3B, Behel, Boil atau Mobil dan Blackberry.

Dikatakan dalam Kamus Slang, terong-terongan biasanya punya perilaku yang beresiko. “Terong-terongan tertuju pada siswa di Sekolah Teknik Menengah (STM) yang doyan sekali tawuran. Tidak hanya itu, remaja laki-laki yang disebut Terong-terongan ini kerap mengenakan topi yang ketekuk, dan memasang fotonya sendiri di jejaring sosial, Facebook, sambil mengisap ganja,” tulis Kamus Slang.

Gambaran ini juga ditambahkan dengan ciri gampangan atau tak pandang bulu memilih pasangan.

Advertisement

Hal nyaris senada dengan yang diungkapkan penyiar radio, Gofar Hilman. “Tapi, ada juga yang bilang Terong-terongan ini banci-banci belia yang bancinya kaleng banget,” kata Gofar dikutip Liputan6.com, Sabtu (19/4/2014).

Lain Gofar, lain pula Rapper muda bernama Young Lex (21 tahun). Menurut pandangan Young Lex, Terong-terongan tertuju pada siswa di Sekolah Teknik Menengah (STM) yang doyan sekali tawuran.
Psikolog Klinik Anak dan Dewasa, Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd menjelaskan, anak-anak usia 14 tahun hingga 18 tahun memang harus hati-hati dalam mendidiknya. Apalagi masa remaja adalah masa pencarian jati diri.

“Kan dari dulu juga sudah banyak groupies gini. Kalau menurut saya sih, di mana-mana anak yang `menyimpang` pasti ada,” katanya.

Advertisement

Terong-terongan punya “evolusi” bernama Terong dicabein. Istilah ini merujuk pada “terong-terongan” yang berpenampilan feminim.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif