Lifestyle
Rabu, 17 November 2021 - 23:05 WIB

Hari Penyakit Paru Obstruktif Kronis Sedunia, Warga Diminta Waspada

Astrid Prihatini Wd  /  Newswire  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi memeriksa rontgen paru. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Setiap tahun pada 17 November selalu diperingati sebagai Hari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Sedunia. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat pada ragam penyakit paru yang kian meningkat.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), penyakit paru obstruktif kronis menempati urutan ke enam sebagai penyebab kematian di dunia pada 1990. Angka tersebut kemudian meningkat dan menjadi penyebab kematian nomor tiga di dunia pada 2019.

Advertisement

Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 4,8 juta orang yang memiliki penyakit paru obstruktif kronis. Terutama terjadi pada usia tua dan mereka yang terpapar polusi udara serta asap rokok.

“Pada tahun 2019, pada saat kita pandemi itu sudah sesuai dengan prediksi bahwa akan menjadi penyebab kematian nomor tiga. Bahkan sebetulnya (prediksi) penyebab kematian ini bukan pada 2019, tapi 2020,” ujar Dr. dr. Susanthy Djajalaksana, Sp.P(K) dalam konferensi pers Peringatan Hari Pneumonia Sedunia 2021 dan Peringatan Hari PPOK Sedunia seperti dikutip dari Liputan6.com, Rabu (17/11/2021).

Advertisement

“Pada tahun 2019, pada saat kita pandemi itu sudah sesuai dengan prediksi bahwa akan menjadi penyebab kematian nomor tiga. Bahkan sebetulnya (prediksi) penyebab kematian ini bukan pada 2019, tapi 2020,” ujar Dr. dr. Susanthy Djajalaksana, Sp.P(K) dalam konferensi pers Peringatan Hari Pneumonia Sedunia 2021 dan Peringatan Hari PPOK Sedunia seperti dikutip dari Liputan6.com, Rabu (17/11/2021).

Baca Juga: Wuih! Squid Game Pecahkan Rekor 1,65 Miliar Jam Tayang di Netflix

“Tapi ternyata dia lebih cepat datangnya. Ternyata jadi penyebab kematian nomor tiga di era pandemi dan ini diprediksi akan terus meningkat,” Susanthy menambahkan.

Advertisement

Apalagi, selama pandemi Covid-19 berlangsung, pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis dianggap lebih rentan terinfeksi virus SARS-COV-2 tersebut. Infeksi virus sendiri menjadi pencetus terjadinya PPOK akut.

“Ini salah satu penyebabnya adalah infeksi, salah satunya adalah Covid-19. Data yang ada menunjukkan dua hingga 13 persen penderita Covid-19   memiliki komorbid PPOK dan data ini bervariasi karena deteksi PPOK yang memang masih kurang,” ujar dia.

Baca Juga: Sempat Terbakar, Mobil Lamborghini Raffi Ahmad Sudah Kembali Ganteng

Advertisement

Terlebih, pasien penyakit paru obstruktif kronis yang terkena Covid-19 seringkali tidak bisa isolasi mandiri. Melainkan harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

Dalam kesempatan yang sama, Susanthy pun membagikan beberapa cara yang bisa dilakukan para pasien PPOK. Berikut delapan di antaranya.

1. Aktif bergerak

Advertisement

2. Patuh berobat

3. Konsumsi makanan bergizi

4. Rajin kontrol

5. Vaksinasi

6. Terapi rehabilitasi

7. Menghindari pajanan (zat-zat beracun)

8. Berhenti merokok

“Dengan aktif bergerak itu pasien PPOK bisa meningkatkan kualitas hidupnya. Banyak sekali penelitian soal ini dan kalau kita bicara tentang bukti-bukti penelitiannya, bahwa memang harus aktif bergerak pada mereka yang PPOK maupun yang sehat,” kata Susanthy.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif