Lifestyle
Minggu, 17 Oktober 2021 - 18:30 WIB

Hasil Penelitian: 3 Vaksin Ini Tidak Butuh Booster Hingga 8 Bulan

Astrid Prihatini Wd  /  Newswire  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksin booster untuk nakes. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Tiga vaksin Covid-19 yakni Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson masih menunjukkan tanda respons imun yang kuat hingga 8 bulan setelah suntikan tanpa booster. Hal ini terungkap dalam sebuah studi yang diterbitkan di New England Journal of Medicine.

Dalam studi itu, para peneliti menemukan tanda yang menunjukkan ketiga vaksin menghasilkan perlindungan kuat dan tahan lama dari risiko keparahan penyakit sehingga tidak perlu booster.

Advertisement

Analisis juga mengisyaratkan perbedaan cara vaksin menghasilkan antibodi dari ketiga vaksin yang tidak butuh booster itu tersebut. Antibodi dari Pfizer dan Moderna melonjak dan kemudian turun dengan cepat, sementara antibodi Johnson & Johnson lebih stabil dari waktu ke waktu.

“Pada bulan kedelapan, respons antibodi sebanding untuk ketiga vaksin ini,” ujar Direktur Pusat Penelitian Virologi dan Vaksin di Beth Israel Deaconess Medical Center, Dr. Dan Barouch seperti dikutip dari Abc News, Minggu (17/10/2021).

Advertisement

“Pada bulan kedelapan, respons antibodi sebanding untuk ketiga vaksin ini,” ujar Direktur Pusat Penelitian Virologi dan Vaksin di Beth Israel Deaconess Medical Center, Dr. Dan Barouch seperti dikutip dari Abc News, Minggu (17/10/2021).

Vaksin Pfizer dan Moderna mengandalkan jenis teknologi yang sama, yakni mRNA, sementara Johnson & Johnson menggunakan teknologi vektor virus. Kedua teknologi ini memicu berbagai jenis respons imun.

Baca Juga:  Dampak Positif Drama Korea, Bukan Sekadar Hiburan Penonton

Advertisement

Studi baru ini menjadi yang pertama membandingkan tidak hanya antibodi, tetapi juga sel-T pada ketiga vaksin yang tidak butuh booster itu. Sel-T juga bagian penting dari sistem kekebalan, dan mungkin menawarkan perlindungan yang lebih tahan lama bahkan setelah antibodi turun.

“Respons sel T kemungkinan berkontribusi pada perlindungan vaksin terhadap penyakit parah. Respons sel T relatif stabil untuk ketiga vaksin selama delapan bulan,” kata Barouch seperti dikutip dari Antaranews.com, Minggu (17/10/2021).

Direktur penyakit menular di South Shore Health, Dr. Todd Ellerin mengatakan, semakin tinggi titer antibodi penetralisir, semakin terlindungi Anda dari infeksi.

Advertisement

Menurut dia, inilah alasan ada keuntungan pemberian dua dosis vaksin mRNA dibandingkan dengan dosis tunggal Johnson & Johnson dalam mencegah infeksi.

Tetapi, ketika berbicara penyakit parah, maka vaksin-vaksin yang tersedia sama hebatnya.

Baca Juga: Mengenal Jenis-Jenis Lensa Kontak, Manakah yang Paling Baik?

Advertisement

Dua dosis vaksin saat ini dianggap sebagai dosis utama vaksin. Dosis utama vaksin diberikan untuk membangun sistem imun agar siap menghadapi patogen yang masuk ke dalam tubuh. Sedangkan vaksin booster adalah vaksin tambahan yang berfungsi untuk meningkatkan dan memastikan imun yang telah terbentuk pada dosis sebelumnya. Ini akan memberikan perlindungan yang lebih optimal pada risiko masuknya patogen.

Untuk vaksin Covid-19, saat ini dosis utama vaksin adalah dua kali suntikan. Dua dosis tersebut sudah cukup untuk melindungi masyarakat umum dari infeksi parah Covid-19. Namun, antibodi yang terbentuk dari kedua dosis tersebut, mungkin saja menurun dan membutuhkan vaksin booster. Saat ini berbagai penelitian masih terus dilakukan apakah vaksin booster untuk masyarakat umum diperlukan atau tidak.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif