SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Tidak sedikit pendaki gunung yang hidupnya berakhir saat berada dalam perjalanan maupun di puncak gunung. Penyebabnya bisa bermacam-macam ada yang hipotermia atau kedinginan, ada yang kecelakaan, ada pula yang disebabkan karena penyakitnya kambuh.
Kondisi itu bisa menyurutkan orang untuk mendaki gunung namun banyak pula yang tetap mempertahankan pendiriannya menggapai puncak.
Anggota Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam (PMPA) Vagus Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS), M Abdul Hamid, mengatakan risiko maupun ancaman di puncak gunung terhadap kesehatan dapat diatasi jika pendaki memiliki manajemen pendakian.

Selain persiapan fisik kesehatan serta membawa obat-obatan, manajemen pendakian juga meliputi persiapan mental dan materi dari mulai logistik, perlengkapan hingga pengetahuan tentang medan yang akan dilalui.
“Mendaki gunung itu memberi kenikmatan tersendiri, perjuangan selama pendakian akan terbayar begitu sampai di puncak dan yang pasti ketika berada di gunung manusia itu kecil sekali. Tapi semua itu bisa diraih kalau pendaki memiliki manajemen pendakian yang baik,” katanya kepada Espos, Senin (14/5).
Mengenali medan yang akan dilewati menurutnya penting untuk mengetahui risiko yang akan terjadi seperti kemungkinan mengalami hipotermi atau kedinginan dan ancaman gas beracun. Dengan pengetahuan yang dimiliki, seorang pendaki nantinya bisa tahu bagaimana dia mengantisipasi setiap risiko atau ancaman yang muncul.
“Sekarang banyak catatan perjalanan sesama pecinta alam yang diunggah ke internet atau bisa juga tanya langsung kepada sesama pendaki yang pernah ke lokasi. Jangan sampai ke gunung tidak punya manajemen pendakian, apalagi tidak membawa bekal yang cukup itu sama saja bunuh diri,” katanya yang juga diamini rekan-rekannya.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya