SOLOPOS.COM - Pengunjung melihat-lihat pakaian bekas yang jajakan salah satu thrift store di Safe Festival Sragen, Kamis (1/9/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SOLO — Jual beli pakaian bekas saat ini menjamur di mana-mana. Hal ini membuat masyarakat penasaran bagaimana sih hukum jual beli baju bekas tersebut menurut pandangan Islam?

Festival thrift kian marak diselenggarakan di berbagai kota di Indonesia. Barang-barang yang dijual di festival tersebut merupakan pakaian bekas yang berasal dari luar negeri.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

Peminat atau pembeli pakaian bekas di festival tersebut juga cukup tinggi. Salah satu pelanggan barang bekas adalah Meyta Wulandari, pelajar asal Sragen. Ia mengaku kerap membeli baju thrift di marketplace. Sering ia bisa mendapatkan pakaian yang masih bagus dengan harga sangat terjangkau. Faktor harga inilah yang membuat Meyta menyukai membeli pakaian bekas.

Semakin maraknya bisnis jual beli pakaian bekas tersebut menuai beragam pertanyaan dari publik, termasuk hukumnya dalam pandangan Islam, apakah diperbolehkan?

Mengutip jurnal penelitian dengan judul Prespektif Hukum Islam tentang Jual Beli Pakaian Bekas dari Institut Agama Islam Negeri Kudus, jual beli pakaian bekas menurut Islam harus sesuai dengan rukun dan syaratnya.

Hukum jual beli pakai bekas dianggap sah dalam Islam jika memenuhi syarat dan rukun akad, berikut ini uraian selengkapnya.

Syarat dan Rukun Jual Beli Pakaian Bekas

  •  Orang yang Berakad

Syarat dan rukun jual beli adalah adanya orang yang berakad, yaitu penjual dan pembeli yang melakukan akad harus ada. Dalam kegiatan jual beli pakaian bekas adalah adanya orang yang menjual dan pembelinya. Adapun untuk penjual dan pembeli disyaratkan harus balig, berakal, cakap dalam melakukan transaksi dan saling meridai.

  • Sighat (Ijab dan Qabul)

Pada hakikatnya akad merupakan kesepakatan dua belah pihak, seperti dalam halnya transaksi jual beli pakaian bekas. Jual beli pakaian bekas pada ijab dan qabul dinyatakan oleh dua belah pihak dengan kata-kata yang jelas. Contohnya, “Saya menjual barang ini kepadamu”, tidak dibolehkan berkata, “Saya menjual barang ini kepada Samsul.” Padahal nama pembeli bukan Samsul. ini menunjukan telah ada kesepakatan dari dua belah pihak.

  • Penetapan Harga

Hukum jual beli pakaian beks dalam Islam juga dilihat dari penetapan harganya. Harga yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli pakaian bekas, biasanya dilakukan dengan adanya tawar menawar barang yang diinginkan.

  • Objek Jual Beli

Objek barang yang diperjualbelikan sudah jelas, yakni pakaian bekas. Akan tetapi, penjual harus jujur kepada pembeli mengenai kondisi barang bekas yang dijual apakah memiliki cacat atau tidak.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya