Lifestyle
Sabtu, 11 Maret 2023 - 08:54 WIB

Hukum Puasa setelah Nisfu Syakban dan Mendekati Ramadan

Nugroho Meidinata  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi berbuka puasa. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Hukum puasa setelah Nisfu Syakban dan mendekati Ramadan wajib Anda ketahui, terutama yang sering melakukan puasa sunah Senin dan Kamis.

Nisfu Syakban 2023 telah jatuh pada 8 Maret 2023. Pada hari tersebut terbilang istimewa karena diyakini semua dosa akan dihapuskan bagi mereka yang memohon ampunan. Hal ini juga tercantum dalam hadis Rasulullah SAW berikut ini.

Advertisement

“Apabila tiba malam Nisfu Syakban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah: adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni, adakah orang yang meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya.” (HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman).

Untuk menyambut Nisfu Syakban, biasanya diisi dengan berpuasa. Namun, bagaimana hukumnya jika berpuasa setelah Nisfu Syakban dan mendekati Ramadan?

Mengutip laman resmi Nahdlatul Ulama, NU online, ada satu hadis yang melarang puasa setelah Nisfu Syakban. Dalam riwayat al-Bukhari, Nabi Muhammad SAW juga melarang puasa dua atau tiga hari sebelum Ramadan.

Advertisement

“Ulama mazhab Syafi’i mengatakan, puasa setelah nisfu Sya’ban diharamkan karena termasuk hari syak, kecuali ada sebab tertentu, seperti orang yang sudah terbiasa melakukan puasa dahar, puasa daud, puasa senin-kamis, puasa nadzar, puasa qadha’, baik wajib ataupun sunnah, puasa kafarah, dan melakukan puasa setelah nisfu Sya’ban dengan syarat sudah puasa sebelumnya, meskipun satu hari nisfu Sya’ban. Dalil mereka adalah hadis, ‘Apabila telah melewati nisfu Sya’ban janganlah kalian puasa’. Hadis ini tidak digunakan oleh ulama mazhab Hanbali dan selainnya karena menurut Imam Ahmad dhaif,” bunyi penjelasan Syekh Wahbah al-Zuhaili dalam Fiqhul Islami wa Adilatuhu.

Ulama mengatakan hukum berpuasa setelah Nisfu Syakban dilarang karena pada hari tersebut dianggap hari syak atau ragu-ragu dan sebentar lagi Ramadan tiba.

Meskipun dilarang, ulama dari Mazhab Syafi’i pun tetap membolehkan puasa sunah bagi orang yang terbiasa mengerjakannya. Seperti mengerjakan puasa Senin dan Kamis, puasa ayyamul bidh, puasa nadzar, puasa qadha, ataupun orang yang sudah terbiasa mengerjakan puasa dahar.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif