SOLOPOS.COM - Ilustrasi mudik. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta seluruh masyarakat untuk memperhatikan keamanan anak saat merencanakan mudik, guna mencegah peningkatan kematian pada usia anak di sepanjang perjalanan. Simak ulasannya di tips mudik aman untuk Lebaran 2023 ini.

“Ini sangat penting karena rupanya, kematian [pada anak] akibat kecelakaan itu signifikan jumlahnya,” kata Ketua Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso dalam Media Briefing Perjalanan Aman untuk Anak yang diikuti secara daring di Jakarta, seperti dikutip dari Antara pada Rabu (6/4/2023).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ia menyatakan salah satu faktor yang menyebabkan angka kematian pada anak terus meningkat signifikan berupa terjadinya kecelakaan ketika berkendara di jalan.  Ketika para dokter anak berupaya terus merawat setiap anak melalui pemantauan tumbuh kembang secara rutin, pemberian imunisasi, dan peningkatan nutrisi yang baik, ia menilai semua akan sia-sia jika keamanan selama diperjalanan tidak diperhatikan.

Masalahnya, katanya, kecelakaan saat ini banyak terjadi pada anak, terutama di usia remaja.Tren kematian akibat kecelakaan yang dipantau terus naik pada remaja usia 15 tahun-19 tahun dalam kurun waktu 2018-2020, perlu mendapatkan perhatian serius, baik dari pemerintah maupun masyarakat.

Dalam hal ini, salah satu penyebabnya terdapat remaja yang belum berumur legal, sudah diberikan izin untuk mengendarai kendaraan bermotor tanpa adanya aba-aba atau instruksi keamanan yang baik.

“Jangan sampai ini menjadi kontributor yang signifikan pada mortalitas anak-anak kita khususnya pada remaja. Ini terkait juga dengan mudik termasuk di kampung. Maunya silaturahim Lebaran, malah kecelakaan, ini malah jadi buat musibah sendiri karena perbuatan sendiri karena tidak ada masalah safety-nya [keamanan],” ujar Piprim.

Oleh karenanya, ia meminta kerja sama masyarakat untuk memastikan terlebih dahulu setiap bentuk keamanan pada anak saat mudik, seperti kondisi kesehatan yang baik dan memeriksa setiap persiapan di perjalanan.

Dengan demikian, setiap anak bisa terhindar dari kecelakaan dan melanjutkan tumbuh kembang lebih optimal.  Bagi pemerintah, Piprim berharap, dapat lebih mempertajam pemantauan terkait hal ini bersama IDAI, sehingga dapat menemukan solusi pasti dari permasalahan yang sudah jelas.

“Ini bisa diturunkan kejadian mortalitasnya dengan upaya-upaya yang masif, dengan bantuan pemerintah, media massa dan masyarakat juga, supaya anak-anak kita bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal dan menjadi generasi unggul di kemudian hari,” ucapnya.

Anggota Satgas Perlindungan Anak IDAI Hari Wahyu Nugroho mengatakan pengetatan keamanan pada anak saat mudik bisa dilakukan dengan cara mempersiapkan perlengkapan berkendara, seperti helm ber-SNI, jaket, sepatu pengendara hingga sabuk pengaman bagi pengendara roda empat.

Keamanan anak saat mudik juga bisa ditinjau dari aspek kendaraan. Ia mengatakan pentingnya memastikan kendaraan yang digunakan telah sesuai standar tanpa adanya modifikasi-modifikasi yang melanggar standar keamanan berkendara, seperti komponen lampu, knalpot, hingga klakson yang berpotensi bisa menyebabkan pelanggaran lalu lintas.

Bagi orang tua, ia meminta, tidak menyetir dalam pengaruh alkohol dan obat-obatan terlarang seperti napza, sedangkan bagi remaja yang berkendara harus dipastikan memiliki legalitas berkendara sehingga memahami dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas.

“Mohon bagi anak ataupun orang tua ketika berkendara tetap menggunakan alat perlindungan diri sesuai protokol kesehatan yang berlaku. Road injury, termasuk ke dalam 15 penyebab disabilitas secara global pada usia anak dan remaja,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya